Oleh : Wakil Ketua DPD RI Prof Farouk Muhammad
TRIBUNNERS - Warga Negara Indonesia (WNI) di Kuwait meminta pemerintah Indonesia lebih proaktif dalam menangkap berbagai peluang yang ada di Kuwait. Terlebih, peluang itu sangat terbuka di sektor tenaga kesehatan, tekstil dan pemenuhan kebutuhan produk-produk food and baverages (F&B).
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Farouk Muhammad, dalam kesempatan bertemu dengan masyarakat Indonesia di Kuwait juga diminta mendorong pemerintah daerah melakuan fasilitasi aktif dalam mempersiapkan dan meningkatkan tenaga terampil yang akan ditempatkan di Negara-negara Timur tengah atau Gulf Continental Country (GCC).
“Beasiswa cukup banyak dikeluarkan negara-negara GCC khususnya Kuwait, namun selama ini tidak disambut luar biasa oleh pihak Indonesia, hal itu terlihat dari selama ini kurang menelusuri potensi tersebut. Mengapa dinegara GCC ini tidak dimanfaatkan secara maksimal?" tanya Bambang seorang WNI yang telah berkerja cukup lama di sektor penerbangan Kuwait lebih dari 15 tahun.
Ditambahkan oleh Masturi seorang perawat, mengapresiasi kunjungan delegasi DPD RI RI untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan Kuwait, mengingat secara ideologi relatif sama sebagai negara berpenduduk Muslim. Dalam pandangan orang Arab, indonesia sangat dihargai. Namun sayangnya selama ini hampir 20 tahun sangat komunikasinya sangat ‘dingin’, tidak adanya hubungan yang harmonis dan lebih dekat.
“Di Kuwait saat ini membutuhkan tenaga perawat, mengingat sedang dibangun rumah sakit yang cukup besar sehingga membutuhkan tenaga medis yang besar lebih dari 500.000. namun peluang tersebut lebih ditangkap oleh India, dibandingkan Indonesia,” tuturnya.
Farouk berjanji, sepulangnya dari kunjungan kerja, DPD-RI akan mengundang pemerintah melalui kementerian terkait untuk segera merumuskan dan menindaklanjuti beragam aspirasi yang telah disampaikan.
“Pesatnya perkembangan ekonomi Kuwait dalam beberapa tahun terakhir, Kuwait bisa menjadi negara tujuan Impor produk-produk manufaktur dari Indonesia. Terlebih selama ini ternyata penerimaan masyarakat Kuwait cukup baik terhadap berbagai produk Indonesia cukup baik, seperti: makanan, kosmetik, fashion, ban mobil, alat kesehatan dan beberapa produk lainnya. Banyak peluang kerjasama ekonomi,” katanya.
Ditambahkan oleh senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, DPD ingin mendorong kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Kuwait.
Diantaranya meminta parlemen dan pemerintah Kuwait untuk membuka akses serta regulasi bagi produk-produk Indonesia.
DPD juga akan mendorong pemerintah dan pengusaha Indonesia untuk lebih meningkatkan Impor produk-produk manfaktur ke Kuwait.
Selain itu, DPD RI dalam pertemuan dengan pemerintah Kuwait akan mendorong lembaga-lembaga sosial baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta yang diakui di Negara Kuwait, untuk lebih banyak menyalurkan bantuannya kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan, sosial dan kebudayaan.
Kerjasama yang baik tersebut, akan memperkuat hubungan antara masyarakat Indonesia dan Kuwait.
“Pascadiberlakukannya morotarium pengiriman TKI, khususnya Pembantu Rumah Tangga (PRT), banyak peluang kerja disektor lain yang bisa dimanfaatkan. Keberadaan TKI disektor-sektor lain, masih sangat minim dan bisa lebih ditingkatkan,” ucapnya.