TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adhie M Massardi, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), mengatakan beredarnya terompet tahun baru berbahan (afkiran) sampul mashaf Alquran di beberapa kota di Indonesia memang menimbulkan persoalan (keagamaan) serius bagi kita, khususnya umat Islam di Indonesia.
"Namun demikian, kita (umat Islam) jangan terpancing merespons persoalan ini dengan emosi, apalagi menjadikan hal ini sebagai bahan provokasi untuk memanaskan situasi politik SARA (suku, agama, ras dan antar-golongan). Karena hal ini akan semakin memperburuk kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara yang saat ini sedang dilanda krisis kepemimpinan, ekonomi, dan ketidakpastian hukum yang sangat serius."
Saya sendiri menyikapi munculnya "terompet Alquran" ini sebagai peristiwa spiritual dengan dua makna.
1. Mencerminkan umat Islam di Indonesia (sudah) tidak lagi membaca kitab suci Alquran dalam pengertian yang dititahkan Allah Azza wa Jalla, membaca dengan maknanya, untuk kemudian wajib diamalkan. Apa yang terjadi di negeri kita yang mengalami kerusakan moral sangat serius mencerminkan segenap isi Alquran tidak sungguh-sungguh diamalkan oleh umat Islam yang menjadi agama mayoritas di negeri ini.
2. Terompet "mashaf Alquran" yang akan menjadi instrumen penyambut tahun baru 2016 akan menjadi (insya Allah) nafiri bangkitnya kesadaran umat Islam Indonesia, sehingga 2016 akan lahir tokoh Islam yang bersama elemen bangsa lainnya membawa rakyat Indonesia ke medan kesejahteraan dalam keberkahan.
Semoga pendapat saya ini bermanfaat bagi sekalian saudara-saudara sebangsa dan seiman.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
40 Soal Sumatif Bahasa Indonesia Kelas 4 UTS Semester 1 Kurikulum Merdeka 2023 Lengkap Kunci Jawaban