News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Prihatin Baru 4,9 Persen Konsumen Tahu Makanan Aman dan Sehat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa dalam suatu acara di Hotel The Ritz Carlton, Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).

Ditulis oleh : Humas Kemensos

TRIBUNNERS - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menekankan edukasi bagi konsumen mengetahui hak-haknya merupakan tugas bersama, termasuk bagi organisasi Muslimat Nahdhatul Ulama (NU).

“Hari ini diadakan pembaruan MoU dengan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya pernah dilakukan pada masa Pak Gita Wirjawan, ” ujar Mensos  pada Hari Konsumen Nasional (Harkonas) tahun 2016 di Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Bagi Muslimat NU, kata Mensos, sangat berkepentingan untuk menyiapkan edukasi dengan menyiapkan motivator yang akan diberikan bimbingan teknis (bimtek) bagi perlindungan konsumen.

”Memberikan penjelasan perlindungan bagi konsumen, sebab Muslimat NU memiliki 9.800 Taman Kanak-Kanak (TK), sehingga bisa mengetahui jajanan dan pewarna mana yang aman untuk dikonsumsi, ” ucapnya.

Selain itu, Majelis Taklim Muslimat NU ada 59 ribu lebih, sehingga konsumen semakin teredukasi dan cerdas serta bisa memilih produk yang aman, sehat serta halal.

“Aneka produk makanan yang dikonsumsi anak-anak itu haruslah aman, sehat dan bergizi, serta halal. Sebab, bisa jadi produk halal tetapi dikasih zat pewarna sehingga menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, ” katanya.

“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Muslimat NU berjumlah 6.400 dan bisa dipastikan mengkonsumsi makanan luar selain yang dibawa dari rumah, agar dipastika konsumen semakin cerdas dan tahu makanan mana yang tidak menggunakan formalin dan borax, ” katanya.

Saat ini, baru 4,9 persen konsumen di Indonesia mengetahui makanan aman dan sehat, sehingga tertinggal jauh dengan konsumen Korea yang sudah mencapai 61 persen.

“Dipastikan perlu edukasi terhadap konsumen agar semkain cerdas dan tahu kemana harus mengadu, jika ditemukan ada jenis makanan dan produk yang tidak aman dan sehat, serta ada tindaklanjutnya," katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini