News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Ramadan 2016

Resensi Buku: Menemukan Mutiara Ramadhan dalam Untaian Hikmah

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buku Menyingkap Tabir Puasa Ramadhan karya KH Cholil Nafis, Lc, Ph.D.

Dr. Thobib Al-Asyhar, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia

TRIBUNNEWS.COM - Rata-rata umat Islam memahami bulan suci Ramadan lewat ceramah-ceramah keagamaan yang disampaikan para ustadz, baik di masjid, musala, majelis taklim, aula pengajian, dan lain sebagainya. Ragam hikmah banyak disampaikan setiap waktu, dengan tema-tema bervariasi.

Hanya saja kadang apa yang disampaikan bersifat sporadis, tidak utuh, yang menjadikan pemahaman kita terhadap puasa Ramadan menjadi parsial. Apalagi disampaikan oleh beberapa ustaz atau guru yang berbeda-beda, bahkan sering menyampaikan dalam tinjauan yang berbeda.

Menemukan hikmah atau mutiara puasa di bulan suci Ramadan memang perlu fokus dan upaya komprehensif agar pesan-pesan moral puasa dapat ditangkap secara utuh. Bukan hal mudah karena dibutuhkan kemampuan seorang ahli agama yang bisa mengungkap mutiara puasa Ramadan dari berbagai perspektif.

Sebagai contoh, tinjauan puasa dari sisi pembentukan akhlak, tinjaun psikologi, pandangan sosial, dan spiritual, termasuk perspektif kesehatan. Jika pun ada membutuhkan energi karena terdapat di berbagai tempat, tulisan, atau kitab yang kadang kita sulit menjangkaunya.

Hal tersebut merupakan masalah bersama. Jawaban persoalan ini ada dalam buku yang disusun oleh KH. Cholil Nafis, Lc, Ph.D, berjudul, "Menyingkap Hikmah Puasa Ramadhan." Buku setebal x+216 yang diterbitkan oleh Mitra Abadi Press Jakarta ini menyingkap tabir puasa Ramadan secara tuntas.

Sisi ketuntasannya karena ditulis dalam bentuk artikel-artikel pendek yang bisa dibaca dengan santai namun tetap menyerap kelangsungan pesan hikmahnya. Buku ini dapat juga dibaca tidak harus dari awal, dapat disesuaikan dengan kebutuhan tema yang diinginkan, kapan kita mau, karena setiap artikel disajikan secara lengkap oleh penulisnya.

Beberapa tema diungkap di sini, di antaranya 'Mengapa puasa diwajibkan?' Tulisan ini mencoba membangun fakta dan logika tentang alasan kenapa puasa Ramadan diwajibkan bagi umat Muhammad saw. Memahami alasannya tentu sangat penting agar kualitas puasa kita bukan hanya sekedar euphoria, atau ikut-ikutan trend karena di sekelilingnya banyak yang berpuasa.

Ada juga artikel yang membahas tentang bagaimana mencari makna hidup dengan berpuasa? Bagi sebagian orang, puasa itu menjadi hambatan atau setidaknya ujian dalam hidup, sehingga menghalagi berbagai aktifitas produktif. Pada tema tulisan di sini kita justru diajak menemukan makna hidup melalui puasa.

Dari sisi teologis, ada juga artikel berjudul, "Nilai Tauhid dalam Puasa." Pembacanya diajak menemukan aspek-aspek teologis bagaimana puasa dapat menemukan keyakinan kepada Tuhan. Diulas juga artikel menggapai kualitas umur melalui puasa Ramadan, pendidikan karakter anak, training manajemen syahwat, dan masih banyak lagi.

Satu artikel lagi yang cukup menarik adalah puasa dapat membendung brutalitas korupsi. Perilaku korup yang semakin meluas, dilakukan oleh hampir semua kalangan, ternyata dapat dikendalikan melalui pendekatan keagamaan, salah satunya dengan berpuasa. Tentu puasa dengan kualitas bagus, dengan menemukan spirit yang mengandalkan sebuah pemahaman akan tanggung jawab kepada Tuhan melalui nilai-nilai kejujuran sebagai cerminan integroitas, serta masih banyak artikel menarik lainnya.

Layaknya sebuah tulisan buku, karya ini bukan tidak memiliki kelemahan yang menjadikan catatan untuk penyempurnaan pada penerbitan selanjutnya. Dari ragamnya tulisan artikel dalam buku ini hanya dijadikan satu kumpulan tulisan, yang tidak dibuat rumpun-rumpun yang rapi dan sistematis. Sehingga pembacanya perlu memilah-milah sendiri kategori hikmah puasa Ramadhan dalam banyak pandangan. Akan tetapi, kelemahan itu bisa ditutupi dengan cara penulisannya yang enak dicerna oleh hampir semua kalangan, sehingga kening tidak perlu dikerutkan. Selamat membaca!

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini