TRIBUNNERS - Mudik Lebaran saat Hari Raya Idul Fitri telah menjadi sesuatu yang rutin dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Mengunjungi kedua orang tua dan sanak saudara dikampung ternyata menjadi sesuatu yang sangat dinantikan ketika Lebaran tiba.
Melepas rindu dengan keluarga yang jarang ditemui bahkan setahun sekali hanya didapat pada saat momen lebaran ini.
Salah satu hal yang indentik juga pada saat lebaran adalah Tunjangan Hari Raya (THR). Ini juga hal penting yang dinanti-nantikan saat Lebaran.
Para pengawai akan diberi tambahan gaji oleh pimpinanya untuk menyambut Lebaran Idul Fitri. Kebanyakan dari masyarakat menggunakan THR yang mereka miliki untuk membeli kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan saat lebaran.
"Ini akan semakin meriah jika lebaran nanti kita berada di kampung halaman," ucap Dani seorang pengawai bank.
Sehingga tidak heran jika terjadi antusias yang luar biasa dari masyarakat terlebih pemerintah juga menunjang dengan memberikan hari libur nasional ketika lebaran Idul Fitri.
Antuasias itu sangat terasa bahkan sebelum hari lebaran, persiapan-persiapan dilakukan agar disaat mudik tidak ada yang kurang.
Mulai dari oleh-oleh untuk keluarga dikampung, kue lebaran, baju lebaran, penginapan hingga transportasi untuk pada saat mudik. Tempat perbelanjaan mulai dari yang kecil hingga besar akan ramai didatangi oleh pembeli.
Tak jarang si pembeli juga membeli barang yang diinginkan dalam skala yang besar. Semua orang berperan dalam lebaran, segala bidang merasakan dampak positif dari Lebaran.
Secara ekonomi ini menjadi perputaran dan kegiatan ekonomi yang baik. Semua saling berkaitan dan saling menguntungkan, tidak heran lebaran menjadi bulan penuh berkah.
Di Indonesia sendiri puncak mudik berada pada H-3 sebelum lebaran hingga H+3 Lebaran.
Transportasi darat, laut dan udara menjadi pilihan bagi si pemudik, ketiga jalur ini akan melonjak dratis dari hari biasa sehingga tak heran akan terjadi kemacetan dan keterlambatan.
Berbicara dengan kemacetan, macet juga merupakan sesuatu yang tidak bisa lepas dari mudik terlebih jalur darat.
Terjadi penumpukan volume kendaraan dimana-mana, mulai dari tranportasi umum, bahkan transportasi pribadi. Seakan telah memahami dan mengerti betul dengan situasi ini masyarakat tidak keberatan dan dapat memakluminya, justru ada beberapa orang yang menantikan momen-momen ini dengan alasan tidak macet kalau tidak mudik.
Walaupun begitu ternyata kemacetan pada saat Lebaran memiliki dampak negatif yang cukup merepotkan bagi pemerintah dan ini menjadi pekerja rumah untuk mencari solusi dari permasalah yang ada.
Dampak negatif hal itu adalah masalah kebersihan yakni sampah. Sangat memprihatinkan terjadi tumbukan sampah dimana-mana dengan volume yang banyak saat terjadi kemacetan dan mengurangi nilai estetika ketika perjalan belum lagi bau sampah yang menyebar contohnya baru-baru ini tumpukan sampah yang ada di Tol Cipali arah Brebes.
Kesadaran masyarakat dan kurangnya tempat sampah pada saat perjalanan mudik adalah faktor utama. Masyarakat seakan tidak punya pilihan untuk membuang sampah mereka ketika diperjalanan mudik.
Jika tidak dibuang kejalan kemana lagi, tepat sampah jarang ditemui dan kalaupun ada jauh. Apalagi jika terjadi kemacetan di tol.
"Mau kemana lagi terpaksa dibuang kejalan saja," ucap Rusmin salah satu pemudik.
Hal tersebut tidak bisa disalahkan, sehingga perlu kerja keras lagi oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada saat mudik.
Terutama kemacetan dan masalah sampah.