News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Vaksin Palsu Anggota DPR Ini Sebut BIN Kebobolan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DAFTAR VAKSIN ULANG - Ratusan keluarga pasien korban vaksin palsu, mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksinasi ulang di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Ciledug, Kota Tangerang, Senin (18/7). RSIA Mutiara Bunda, adalah salahsatu dari 14 rumah sakit yang teridentifikasi oleh kemenkes menggunakan vaksi palsu. WARTA KOTA/Nur Ichsan

Ditulis oleh : Sufmi Dasco Ahmad, Anggota DPR RI

TRIBUNNERS - Kasus beredarnya vaksin palsu untuk anak-anak yang baru-baru ini terungkap sangat mengerikan.

Meskipun belum ada penelitian medis yang ilmiah dan akurat, namun secara sederhana bahaya vaksin palsu yang paling konkrit adalah tidak terlindunginya anak-anak tersebut dari ancaman penyakit yang seharusnya dicegah dengan vaksinasi.

Merujuk pada korbannya yang sangat banyak dan merupakan generasi muda, kasus vaksin palsu ini dapat dikategorikan sebagai ancaman terhadap kepentingan dan keamanan nasional.

Yang patut disayangkan adalah tidak terlihatnya peran BIN dalam mendeteksi dan mengungkap kasus vaksin palsu ini.

Pasal 4 UU Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelejen Negara mengatur bahwa intelijen negara berperan melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan untuk deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan terhadap setiap hakikat ancaman yang mungkin timbul dan mengancam kepentingan, dan keamanan nasional.

Seharusnya BIN tidak mempersepsikan ancaman terhadap kepentingan dan kemananan nasional dalam arti sempit seperti soal terorisme atau separatisme belaka. Kasus seperti vaksin palsu ini justru merupakan ancaman yang lebih nyata.

Ada gejala BIN kurang dapat menjalankan fungsi penyelidikannya dalam kasus ini.

Terlebih pada awal pelantikannya Kepala BIN menyatakan akan merekrut 1000 orang anggota dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu.

Kalau fungsi penyelidikan tersebut berjalan, saya yakin kasus ini sudah terungkap jauh hari sehingga banyak anak yang bisa diselamatkan.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini