TRIBUNNERS, JAKARTA - Keluarga Alumni Mesin Universitas Trisakti menilai tidak sah pengangkatan Rektor Universitas Trisakti oleh Menristekdikti Muhamad Nasir beberapa waktu lalu.
“Kami dari Kamusakti jelas menolak rektor yang didrop dari menteri. Karena itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan PTS. Seharusnya, rektor dipilih senat, tapi ini didrop. Jadi, ini tidak sah,” ujar Ketua Kamusakti, Adi Sempani, Selasa (26/7/2016).
Menurutnya, ada tiga poin penting mengapa pengangkatan Rektor Usaktsi versi Menteri Nasir ini tidak sah. Pertama, pengangkatan ini tidak sesuai dengan statuta.
Kedua, bertentangan dengan peraturan tentang Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Ketiga, kehadiran menteri seharusnya memberi iklim kondusif bagi proses perkualiahan di Usakti.
“Tetapi yang terjadi, sebaliknya. Semua akhirnya jadi terganggu,” ujar dia.
Semestinya, tegas Adi, sikap Menteri Nasir terkait Usakti harus netral dan obyektif. Langkahnya dengan melakukan upaya dialogis dengan melibatkan semua elemen Usakti.
“Di zaman dulu, kalau ada menteri yang masuk jika ada perseteruan, pasti cepat selesai. Cooling down gitu. Kalau sekarang malah terbalik-terbalik,” jelas dia.
Dia menegaskan, jika upaya dialogis ini tidak dilakukan maka konflik Usakti akan berkepanjangan. Dampaknya, nama besar Usakti menjadi jelek. Selain itu, proses perkuliahan menjadi terganggu.
“Kalau kami, kepentingannya cuman satu. Jangan sampai menganggu proses perkuliahan di Usakti,” ia menambahkan.
Saat ini kegiatan perkuliahan menjadi terganggu. Hal ini mengakibatkan visi pemerintah membangun Indonesia hebat tidak akan terwujud.
“Kami kasihan kepada adik-adik mahasiswa yang lagi kuliah. Mereka lagi pada bingung itu. Belum lagi mau pendaftaran. Apa mungkin, rakyat Indonesia mau dibikin bodoh terus?. Saya nggak ngerti ini,” sergahnya.
Menurut dia Kemenritekdikti sudah terlalu jauh mencampuri urusan internal Usakti. Intervensi Menristekdikti terdengar dalam pembicaraannya yang diunggah di situs youtube. Dalam rekaman pembicaraan berdurasi lima menit itu, jelasnya, pernyataan Menteri Nasir sangat provokatif.
“Silakan lihat di Youtube, bagaimana menteri berbicara. Dan sangat provokatif. Ada sebutan, kita anggaplah Usakti ini ada dan tiada. Nggak bagus, nggak bagus sekali itu,” tegas dia.
Dia berharap agar persoalan Usakti ini segera tuntas. Hal ini penting demi kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
“Demi pintarnya rakyat Indonesia, ini cepat diselesaikan. Untuk itu, ambilah langkah dialogis. Jangan lagi ada intervensi seperti ini. Kasihan mahasiswa ini,” kata Adi.