Di mana dalam lirik lagu ini, kota (baca: Jakarta) adalah tumpuhan harapan warga kota mengadu hidup, kehidupan dan penghidupan.
Di tengah gemerlap kehidupan kota, semua berkejaran berpacu mengejar mimpi-mimpi dan harapan-harapan hidup.
Kemiskinan, pengangguran, penggusuran, ketidakadilan akibat kepincangan sosial adalah potret buram balada sejuta wajah, sebagaimana pada cuplikan lagu “Balada Sejuta Wajah”;
Sejuta janjimu kota
Menggoda wajah-wajah resah
Ada di sini dan ada di sana
Menunggu di dalam tanya, tanya?
Mengapa, semua berkejaran dalam bising
Mengapa oh mengapa
Sejuta wajah engkau libatkan
Dalam himpitan kegelisahan
Adakah hari esok makmur sentosa
Bagi wajah-wajah yang menghiba
Sebagai warga Jakarta, kita hanya berharap realisasi janji Anies – Sandi; maju kotanya bahagia warganya dan Jakarta untuk semua. Semoga!
* Alex Palit, citizen jurnalis, penulis buku “God Bless and You: Rock Humanisme” penerbit Elex Media Komputindo (2017)