TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Sampai dengan Sabtu (30/6/2018) kemarin, suasana di sekitar Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi masih didominasi mendung sepanjang hari. Cuaca langit di sekitar lereng Gunung Raung seakan serupa dengan kondisi mendung pascabanjir bandang menghantam Alasmalang.
Waktu untuk pulih tentu tak sebentar. Apalagi tidak sedikit rumah-rumah dalam kondisi luluh lantak. Dindingnya roboh dihantam banjir bandang. Harta bendanya habis disapu banjir, atau tak lagi bisa digunakan karena direndam lumpur berhari-hari.
Baca: Sebanyak 1.360 Peserta Ikuti Seleksi PMB Politeknik Ketenagakerjaan
Tanah becek dan berlumpur menjadi alas pijak mereka. Puing-puing dari bangunan yang hancur jadi pelengkap pandangan mereka. Cuaca belum juga bersahabat, gelap masih selimuti langit Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Curah hujan yang tinggi jadi kekhawatiran sendiri bahwa akan terjadi lagi banjir susulan.
Sebab itulah pemerintah daerah (Pemda) memperpanjang masa darurat bencana sampai sepekan ke depan Jumat (6/7). Hasil rapat koordinasi terakhir, tim SAR Gabungan memutuskan untuk tetap menyiagakan armada mobile rescue, ambulans dan tim untuk melanjutkan aksi pembersihan fasilitas umum serta rumah-rumah warga.
Perlahan Bangkit Pascabanjir Bandang
Samsul Alifin, relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Timur mengatakan, meski masa darurat diperpanjang, kondisi jalan dan rumah warga yang tertimbun longsor sampai saat ini sudah hampir semuanya tertangani.
“Selain karena kekompakan relawan dan warga yang bergotong-royong, juga diturunkannya alat berat untuk pembersihan lumpur,” ujarnya.
Baca: 6 Trik Sederhana Ini Bisa Buat Isi Dompetmu Aman & Tak Kempis Saat Memesan Hotel! Coba Praktikkan!
Sementara itu, bantuan dari masyarakat masih terus mengalir di posko induk maupun posko ACT di Desa Alasmalang. Dengan cara bertahap, kebaikan itu telah didistribusikan bertahap kepada warga yang menjadi korban.
Dipo Hadi, Koordinator Tim Relawan ACT Jatim mengatakan bantuan yang telah terkumpul akan disalurkan menjadi dua kategori berdasarkan jenis dan jumlahnya.
“Bantuan Umum, bantuan yang jumlahnya bisa dibagikan rata ke seluruh warga terdampak, seperti beras, minyak goreng, mie instan, air mineral, gula, alat mandi, dan pembalut. Sedangkan bantuan khusus, yakni akan diberikan hasil validasi lanjutan dikarenakan jumlahnya terbatas, seperti alas tidur, selimut, pampers, susu, minyak telon. Bantuan-bantuan tersebut akan dikemas dalam bentuk paket,” ungkap Dipo.
Sabtu (30/6/2018), Diki Taufik, Head of Marketing Communication ACT Jatim menerima kunjungan dari perwakilan Jaringan Sekolah Isalm Terpadu (JSIT) Banyuwangi dan PTPN XI yang menyerahkan bantuan untuk para korban terdampak banjir.
“Sampai saat ini, masih ada 17 relawan ACT Jawa Timur yang berada di lokasi bencana,” ujar Diki.
Hingga laporan ini diunggah, Senin (2/7/2018) ACT masih terus membuka bantuan masyarakat Indonesia seiring diperpanjangnya masa darurat bencana banjir Banyuwangi.
“Bagi yang mau mendatangi langsung lokasi posko ACT, berada di Desa Alas Malang, Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Desa yang terdiri dari 4 dusun itulah yang paling terkena dampak. Dusun Bangunrejo dan Dusun Karangasem menjadi lokasi yang kondisinya sangat parah,” pungkas Diki.