Siaran Pers SOCP
TRIBUNNEWS.COM, TAPANULI - Pada hari Minggu, 20 Mei 2018, dua staf SOCP yang berbasis di pos pemantauan hutan Batang Toru di Tapanuli, Andayani Oerta G dan Ulil Amri Silitonga, mengalami hal yang tidak akan terlupakan seumur hidup mereka.
Ketika sedang melakukan pencarian rutin orangutan dan satwa liar lainnya, hanya sekitar satu kilometer di sebelah barat laut pos, mereka menemukan seekor orangutan Tapanuli betina dengan 2 bayi.
Baca: Sandi Beri Hadiah Umroh Kepada Pendaftar OK OCE ke 40.000
Andayani, seorang sarjana kehutanan dan manajer pos pemantauan hutan SOCP mengatakan, “Saya baru mulai mengelola kamp beberapa bulan yang lalu dan sedang melakukan misi pencarian rutin. Tiba-tiba kami melihat ibu orangutan Tapanuli dengan dua bayi pada saat yang bersamaan terasa sangat menakjubkan. Si kembar tampak sangat mirip dan berukuran hampir sama, tetapi salah satunya cukup berani sementara yang lainnya tampak sangat pemalu dan selalu ingin dekat dengan ibunya. Kami pertama kali melihat mereka pada pukul 14.30 sekitar 15m di atas pohon dan berhasil melihat sampai sekitar pukul 15.40 ketika ibu mulai pindah dengan bayi yang menempel di setiap sisi. Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana ibu ini melahirkan si kembar. Sejauh ini dia terlihat melakukan pekerjaan luar biasa.”
Kepala Unit Pemantauan Keanekaragaman Hayati SOCP, Matius Nowak, yang menghabiskan bertahun-tahun di ekosistem Batang Toru, rumah orangutan Tapanuli yang masih tersisa (yang dikenal sebagai Pongo Tapanuliensis), merasa tertarik dan takjub ketika dia mendengar berita tersebut.
“Saya segera memeriksa catatan untuk kelahiran kembar pada orangutan dan kera besar lainnya dan hanya menemukan satu catatan sebelumnya dari kelahiran kembar orangutan Kalimantan liar, tidak ada orangutan Sumatera, apalagi orangutan Tapanuli! Kelahiran kembar memang terjadi pada hewan penangkaran, tetapi bahkan jika ini terjadi di alam liar, kurangnya pengamatan akan menunjukkan bahwa sangat jarang bagi kedua bayi untuk bertahan hidup.”
Dr Ian Singleton, Direktur SOCP yang menghabiskan bertahun-tahun mempelajari orangutan Sumatera liar juga merasa takjub dengan berita tersebut.
Baca: Lucunya Putra Sandra Dewi Pakai Lipmatte Alami dari Buah Naga
“Saya menghabiskan bertahun-tahun mempelajari orangutan di alam liar dan tidak pernah melihat seorang ibu dengan anak kembar, jadi ini adalah berita yang luar biasa. Tetapi kita juga perlu mengingat bahwa orangutan Tapanuli adalah kera besar yang paling langka dan paling terancam di dunia dan baru dijelaskan pada bulan November tahun lalu. Namun hutan dimana hal langka ini terjadi sekarang sudah terpecah-pecah, dan sedang terancam oleh proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang didanai Cina. Kita harus berhenti menghancurkan lebih banyak habitat orangutan dan menyambungkan kembali hutan ini secepat mungkin. Bayi kembar ini adalah harapan bahwa spesies ini dapat diselamatkan jika kita mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkannya."
Christopher Davis, International Director of Corporate Responsibility and Campaigns The Body Shop International, mengatakan, “Ini adalah berita yang luar biasa dan kami bangga dapat ikut serta mendukung upaya pelestarian di hutan dengan keanekaragaman hayati yang besar ini. Orangutan Tapanuli kembar yang baru ditemukan ini memberi kita semua di The Body Shop dorongan semangat untuk terus meningkatkan kesadaran dan dukungan untuk hutan Batang Toru sehingga spesies yang baru ditemukan ini akan berkembang. Tim kami di Indonesia bekerja dengan mitra lokal kami dan pemerintah untuk melakukan semua yang kami bisa untuk membuat proyek Bio-Bridges kami di sini sesukses mungkin. ”
Aryo Widiwardhono, Chief Executive Officer The Body Shop Indonesia, mengatakan, “Kami ikut gembira dengan hadirnya Orangutan kembar ini, The Body Shop dan pelanggannya semakin percaya dan optimis atas upaya konservasi hutan Batang Toru melalui program bio-bridge yang sudah kami mulai sejak tahun 2016. Kami mengharapkan semua pihak sepakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan ini, karena Orangutan Tapanuli merupakan spesies yang hampir punah dan kita wajib menjaga kelangsungan hidup Orangutan dan keanekaragaman hayati yang ada di Hutan Batang Toru.”