Siaran pers ACT
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dangkal 7,0 SR di Pulau Lombok diperkirakan cukup parah.
Pasalnya gempa yang terjadi pada Ahad (5/8/2018) pukul 18.46 WIB memiliki skala guncangan sebesar VII MMI (Modified Mercally Intensity). Skala guncangan terbesar ini terjadi di Kota Mataram.
Melansir laman informasi gempabumi BMKG, gempa 7,0 SR dengan kedalaman hanya 15 km itu memicu guncangan sangat keras di Kota Mataram. Meski pusat gempa berada di darat 18 km sebelah Barat Laut Lombok Timur, tapi rambatan guncangan gempa terasa begitu kuat di Mataram.
Baca: Jose Mourinho Merasa Inferior dan Menilai Manchester United Bakal Terengah-engah
Hingga Ahad (5/8/2018) malam, pukul 22.30 WIB, pendataan sementara menunjukkan 52 korban terluka akibat gempa 7,0 SR. Data tertulis disampaikan oleh Jubir Basarnas Mataram, Agus Ichi tercatat, 50 orang korban terluka kini dirawat di RSUD Provinsi di Kota Mataram.
“Korban terluka akibat runtuhan bangunan. Sebagian besar mengalami luka di kepala dan di kaki,” tulis Agus Ichi dalam laporannya yang diterima ACTNews.
Lalu Alfian, Kepala Cabang ACT Nusa Tenggara Barat pun mengabarkan bahwa, listrik masih belum sepenuhnya kembali. Kondisi Kota Mataram sebagian besarnya masih gelap.
Tak hanya itu, Alfian juga mengatakan, dalam kondisi gelap terlihat banyak kondisi rumah roboh dan jembatan rusak.
Baca: Live Streaming Indosiar Piala AFF U-16, Vietnam Vs Myanmar Pukul 15.30 WIB
“Mohon doa, kami dalam perjalanan pulang menuju Mataram dari arah Sembalun. Gempa sangat keras sampai kami tidak bisa mengendalikan mobil. Sinyal komunikasi sangat lemah. Ada juga mobil terperosok. Kami melihat langsung banyak rumah roboh dan beberapa kami temui korban meninggal dunia,” ujar Alfian, Ahad (5/8/2018) malam sekitar pukul 22.15 WIB.
Pemutakhiran data terkini, M. Rum selaku Kepala BPBD NTB mengatakan, hingga pukul 00.15 WIB, Senin (6/8), sudah ada 37 korban jiwa akibat gempa 7,0 SR. Korban jiwa terdata di Lombok Barat, Lombok Timur, Kota Mataram, Lombok Tengah, hingga Lombok Utara.
"Sampai lewat pukul 00.15 WIB, Senin (6/8/2018), kerusakan terparah berada di Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan. Mayoritas rumah roboh rata dengan tanah. Korban meninggal terbanyak juga tercatat di Kecamatan Gangga," ujar M. Rum.
Sementara itu, proses evakuasi dan aksi darurat medis masih terus dilakukan oleh Tim Emergency Response ACT hingga Ahad tengah malam. Tiga posko ACT di Bayan dan Sembalun dan Sambelia menyiagakan tim medis dan obat-obatan selama 24 jam bagi warga yang membutuhkan.
“Ambulans ACT masih bergerak mencari korban di runtuhan untuk segera dibawa ke posko medis ACT atau ke rumah sakit terdekat,” kata Kusmayadi, Koordinator Tim Emergency Response ACT.