Kompetisi RMO ini diadakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang diadakan rutin tiap tahun di tiga regional.
UPH tergabung dalam regional dua bersama berbagai universitas dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, juga Kalimantan Barat.
Untuk tahun ini ada total 11 universitas yang ikut, terdiri dari universitas negeri dan swasta.
Hubert dan Irene bercerita tentang perjuangan mereka bersaing dengan para peserta lain.
“Walaupun harus bersaing dengan banyak universitas negeri terbaik, kami juga tidak minder dan tetap berjuang sebaik mungkin,” ungkap Irene. Keduanya memang sudah langganan juara lomba.
Baca: Jose Mourinho Terus Dikritik, John Terry: Dia Pernah Mempermalukanku di Depan Seluruh Pemain Chelsea
Khusus untuk RMO tahun ini, mereka terlebih dahulu mengikuti tes di tingkat fakultas, yang meliputi tes tertulis dan interview.
Setelah terpilih, mereka maju bersaing lewat babak penyisihan. Pada babak ini, para peserta diberikan tes tertulis dan lab. Enam universitas kemudian lolos ke babak semifinal.
Pada babak ini, mereka masih diberikan tes tertulis ditambah clinical examination, yaitu tes dengan kasus tertentu, dan peserta diminta memberikan analisis penyakit tersebut, tes fisik, juga bagaimana cara terapinya.
Lalu pada babak final, terpilih tiga universitas terbaik yang masih harus menghadapi beberapa rangkaian tes. Peserta diberikan sebuah kasus lagi, dan diminta untuk menjelaskan tentang penyakit tersebut, mulai dari berapa besar persentasenya di dunia, bagaimana cara penularannya, bagaimana cara mengobatinya, sampai upaya public health untuk masyarakat. Di akhir lomba, ada soal cerdas cermat dalam bentuk rebutan.
Untuk rencana dalam waktu dekat, Hubert dan Irene akan ikut berlaga di ajang Indonesian International Medical Olympiad (IMO) pada bulan Oktober mendatang. Lomba ini berskala internasional dan akan diikuti oleh universitas dari seluruh Indonesia, bahkan dunia. Mereka berharap bisa menang di kompetisi ini.
“Kita akan berusaha yang terbaik untuk IMO,” ungkap Irene. (it)