TRIBUNNER - Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) pada hari ini 16 Mei 2019 bekerja sama dengan Program vegIMPACTNL dan SMB (Sekolah Mama-mama Berkebun) menyelenggarakan expo 'Mari Menanam dan Mengkonsumsi Sayuran' di Desa Jerili, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Program ini juga bekerja sama dengan PT East West Seed Indonesia (EWINDO), produsen benih sayuran hibrida yang dipasarkan dengan merek Cap Panah Merah.
Acara ini diikuti oleh 210 petani wanita atau mama-mama dari Desa Jerili dan sekitarnya dan dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tengah, Ir. Max Selamor, Koordinator Program YBTS Arga Wisnu Pradana, dan Koordinator Program vegIMPACTNL Eva Sulistiawaty.
Arga Wisnu Pradana menjelaskan rangkaian kegiatan ini ditujukan untuk melakukan transfer pengetahuan khususnya terkait praktek budidaya sayuran yang baik. Kerjasama dengan SMB ini sekaligus untuk menunjukkan peran penting wanita dalam budidaya sayuran dan lebih lanjut mempromosikan konsumsi sayuran.
Baca: Moeldoko Bantah Pemerintah Sebar Sniper pada Tanggal 22 Mei
Baca: Padahal Cerdas, Siswa SMA di NTB Ini Sengaja Tak Diluluskan Kepala Sekolah Gara-gara . . .
Seperti diketahui, konsumsi sayuran masyarakat Indonesia masih rendah. Berdasarkan data Southeast Asian Food and Agricultural Center Institut Pertanian Bogor (IPB) konsumsi sayuran masyarakat baru sebesar 180 gram per kapita per hari, jauh di bawah standar WHO sebesar 400 gram per kapita per hari.
Padahal, kekurangan sayuran dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan penurunan kualitas kesehatan.
Pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran juga masih terbatas seperti sayuran bayam, kangkung dan kol. Sementara, masih banyak jenis sayuran lain yang dapat dibudidayakan dan dikonsumsi.
Pada expo 'Mari Menanam dan Mengkonsumsi Sayuran' ini, para petani dikenalkan dengan varietas-varietas sayuran unggul berkualitas. Ada 11 varietas yang ditanam yaitu: Paria Raden F1, Mentimun Misano F1, Cabai Rawit Dewata F1, Jagung Manis Bonanza F1, Terong Yuvita F1, Semangka Legita F1, Kubis Sehati F1, Bayam Mira, Pakchoy Nauli, dan Kangkung Bangkok.
“Melalui program transfer pengetahuan dan penggunaan benih unggul berkualitas, kami optimistis petani dapat memperoleh manfaat dalam hal pendapatan tambahan dan sebagai sumber makanan segar,” tambah Eva Sulistiawaty.
Sekolah Mama Berkebun didirikan oleh Pdt. Pieter Ursia dan diresmikan oleh Staff Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yoshua Max Yoltuhu pada Juni 2018. SMB beranggotakan 200 wanita tani dan saat ini peserta yang aktif merawat kebun demplot sebanyak 15 petani.
Sekolah ini memiliki ruang kelas sederhana dan lahan produktif seluas 1,03 Ha. Kegiatan rutin kelompok ini adalah pelatihan mingguan yang diadakan oleh petugas lapangan Yayasan Bina Tani Sejahtera serta merawat kebun demplot dengan jadwal yang sudah dibagi.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sekarang Mama-mama memiliki kegiatan baru di lapangan yang menambah nilai bagi rumah tangga mereka dalam mendapatkan lebih banyak pendapatan dan makanan," kata Pdt Pieter Ursia yang juga ketua SMB.