Oleh: Muhammad Hasnan Nahar S.Th.I., M.Ag *
Orang-orang sibuk menjaring masa untuk menggalang dukungan perlu atau tidaknya people power, apapun itu pengumuman real count tetap akan pada jadwalnya, sebagaimana disampaikan oleh KPU.
Sebenarnya apa tujuan diadakannya pemilu ini, selain pergantian kepemimpinan tentu sebagai sarana melatih kejujuran.
Dalam sabda Nabi mengatakan bahwa kejujuran menjadi sifat wajib bagi seorang mukmin, dan menekankan bahwa kejujuran membawa kepada kebaikan yang menghantarkan kepada surga-Nya.
Lalu mengapa pemilu ini tidak memberikan kesan kebaikan, malah begitu banyak kegaduhan yang tercipta.
Lempar label komunis, lempar label radikal, semudah itu melabeli orang lain, lupa menilai diri.
Apakah ini indikasi pemilu dilaksanakan dengan ketidakjujuran sehingga sebelum atau sesudah pemilu, kegaduhan seakan enggan untuk menghilang.
Memang banyak temuan dari masyarakat terkait perbuatan kecurangan dalam pemilu di beberapa daerah.
Penemuan oknum yang dibayar untuk mengganti angka laporan akhir C1, adanya DPT ganda, kesalahan input data dan masih banyak temuan lainnya.
Dari penemuan itu semua tentu bagi masyarakat umum sangat menyayangkan, maka munculnya people power bukan karena hasil quick count maupun real qount sementara, melainkan proses dari keduanya yang diragukan kejujurannya.
Walau demikian besar harapan masyarakat masalah ini tidak berlarut, terlalu mahal perjuangan para pejuang dahulu untuk disia-siakan, sehingga kini antar anak bangsa dengan ambisi masing-masing menduakan persatuan yang lebih utama.
Teringat momen awal pemilu, deklarasi damai dari kedua paslon, menggunakan pakaian tradisional daerah, begitu menyenangkan melihat itu, saling menampakkan senyum kompetisi yang sehat. Kini bagai mengharap ayam dapat terbang untuk melihat itu terjadi lagi.
Rekonsiliasi terbaik yang harusnya dilakukan adalah bertemunya dua paslon pasca pemilu 17 April yang lalu, yang nyatanya tidak kunjung terjadi. Malah pihak-pihak yang syarat kepentingan saling bertemu, entah apa yang ingin ditunjukkan kepada rakyat.
Rentang waktu 17 April sampai 22 Mei merupakan waktu yang panjang untuk menyusun strategi bagi tokoh dan elit partai dalam rangka menyiapkan hati, mengkordinir timses, mengkondisikan pendukung untuk dapat menerima hasil real qount dengan bijak.
Untuk pemenang dapat menahan euforia berlebihan yang menyinggung pihak lain, yang kalah tetap berfikir positif bahwa masih ada tempat untuk membantu masyarakat dimanapun, dengan posisi apapun.
* Ketua Umum DPD IMM DIY