"Untuk menjadikan Sulsel sebagai lumbung beras nasional, Sulsel butuh investasi pemerintah dalam bentuk pembangunan bendungan, saluran irigasi, embung, pembenihan, penyediaan pasokan pupuk yang terjamin volumennya dan sebagainya. Maka tidak ada cara lain untuk mempercepat Sulsel menjadi lumbung pangan nasional kecuali melalui pendekatan terstruktur," terang Syahrul Yasin Limpo.
Baca: Saut Situmorang Mundur dari KPK, Masinton Pasaribu: Integritasnya Kami Ragukan
Baca: Profil Ketua KPK Terpilih, Firli Bahuri, Awal Karier hingga Kasus Korupsi yang Pernah Ditangani
Sistematis, kata SYL, terkait upaya Sulsel menyusun pengembangan sektor pertanian dari perencanaan jangka pendek, menengah hingga panjang.
Pemerintah Sulsel, tutur dia, memiliki zonasi atau perwilayah komoditas sebagai bagian dari rencana jangka panjang termasuk pembangunan infrastrukturnya.
"Tetapi, pada saat yang sama, kita juga responsif terhadap kebutuhan pasar sehingga secara jangka menengah kita meresponnya dengan pemilihan komoditas tertentu yang dibutuhkan pasar. Sementara dalam perencanaan jangka pendek kita juga merencanakan pada tataran mikro mengenai jenis tanaman, jenis benih waktu tanam yang sesuai dengan kondisi cuaca. Sulsel didukung oleh ribuan tenaga lapangan di bidang pertanian yang menjalankan tugas sebagai penyuluh dan pendamping," jelas dia.
Sementara, masif terkait semua program pertanian pemerintah di Sulsel tidak hanya sekedar program pemerintah, tetapi semua program diturunkan ke bawah menjadi gerakan rakyat yang sifatnya masif.
Pembangunan pertanian, kata dia, dilakukan secara merata di seluruh wilayah Sulsel.
"Komoditasnya meliputi segala jenis tanaman pangan dan hortukultural, komoditas perkebunan, ternak besar, kecil hingga unggas, perikanan air tawar, payau hingga budidyah laut termasuk berbagai jenis rumput laut," ungkapnya.
Karena itu, menurut dia, seluruh kepala daerah di Sulsel fasih mengartikulasikan pembangunan pertanian karena pertanian menjadi salah satu hal yang berpengaruh secara politis.
"Pengalaman di Sulsel ini tentunya bisa diterapkan untuk konteks Indonesia yang merupakan negara agraris dengan mendorong sektor pertanian secara TSM demi memperkuat ketahanan pangan kita yang tentunya tujuan akhirnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia," pungkas Syahrul Yasin Limpo.