News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

COVID-19 dan Inovasi Terbaru dalam Industri Farmasi Indonesia

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nova Angginy

Dengan menggunakan teknologi mutakhirnya, Daewoong saat ini tengah mengembangkan tiga jenis pengobatan seperti terapi berbasis sel punca modern, Camostat, dan Niclosamide untuk menghadapi COVID-19.

Terobosan inovatif ini telah memperkuat langkah Daewoong untuk menjadi pemain utama dan pengguna produk biologi terkemuka dalam krisis kesehatan yang telah berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia.

Baca juga: Sosok Brigjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam Polri yang Baru dan Sederat Kasus yang Pernah Ditangani

Melalui anak perusahaannya yaitu PT Daewoong Infion, sebuah perusahaan farmasi joint venture antara Indonesia-Korea Selatan, Daewoong bermitra dengan Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan uji klinis fase 1 untuk DWP710, yang merupakan terapi berbasis sel punca yang dikembangkan oleh Daewoong untuk pengobatan COVID-19, di Indonesia.

Presiden Direktur PT Daewoong Infion, Mr. Chang-woo Suh telah menyatakan bahwa uji klinis fase 1 bertujuan untuk menguji keamanan perawatan berbasis sel punca ini bagi pasien COVID-19 dan diharapkan dapat selesai pada tahun 2020.

Kerja sama antara Daewoong dan Kementerian Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dimulai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pada tanggal 1 Juli 2020 lalu dalam rangka melakukan uji klinis terapi berbasis sel punca untuk para pasien COVID-19.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat penemuan terapi yang efektif bagi pasien COVID-19, di mana Daewoong dan Balitbangkes akan bersama-sama melakukan uji klinis fase 1 untuk terapi Mesenchymal Stem Cells (MSCs).

Kolaborasi tersebut merupakan penerapan kesepakatan di bidang kesehatan antara Indonesia dan Korea Selatan yang ditandatangani di Bogor, Jawa Barat, pada 9 November 2017.

Terapi sel punca bukanlah sebuah terapi baru.

Efek anti-inflamasi dari sel punca mensekimal telah lama diketahui dan para ilmuwan telah menggunakannya dalam berbagai pengobatan penyakit selama lebih dari 10 tahun.

Baca juga: Imbas Pandemi COVID-19, Penelitian Bidang Perawatan Regeneratif Sel Punca Diprediksi Berkembang

Namun saat ini terapi sel punca banyak dijuluki sebagai “pengobatan modern” karena terapi ini dinilai efektif untuk mengatasi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) pada pasien COVID-19.

Sel punca tidak langsung membunuh virus tetapi memiliki fungsi imunomodulator yang dapat menekan produksi zat reaktif yang menyebabkan hiper inflamasi dan cedera jaringan paru.

Sel punca mesenkim - sel punca dewasa multipoten yang ditemukan di banyak jaringan termasuk sumsum tulang - memiliki efek antifibrotik yang dapat menggantikan jaringan paru-paru, yang rusak atau terluka karena hiper-inflamasi (jaringan fibrotik) yang disebabkan oleh virus corona.

Hasil penelitian menunjukkan DWP710 dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien lebih dari 30%.

Dengan terapi sel punca DWP710, jaringan paru-paru yang rusak akibat reaksi inflamasi dapat pulih hingga mendekati normal. Eksperimen kemanjuran obat yang dilakukan pada subjek hewan yang terinfeksi virus corona menunjukkan bahwa terapi sel punca DWP710 memberikan efek antivirus dan anti-inflamasi serta dapat mengurangi jumlah virus di jaringan paru-paru yang terinfeksi hingga di batas bawah deteksi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini