Mungkin ia hanya salah musim saja.
Simak pula alasan dia menolak vaksinasi. Mbak Ning berdalih dirinya dipilih oleh masyarakat lewat pemilu.
Oleh karena itu, dia yang sudah tiga periode ini duduk di DPR ingin memastikan keamanan masyarakat yang akan diberi vaksin Covid-19.
Di sisi lain, jika dilihat dari latar belakangnya sebagai anak anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), yang ia akui sendiri dalam buku biografinya itu, sikap "memberontak" yang diperlihatkan Mbak Ning itu dapat dimaklumi.
Sebelum rezim Orde Baru tumbang, ia karib dengan perlakuan tak adil dan diskriminatif.
Maka ketika melihat potensi ketidakadilan, rakyat dikasih vaksin murah sementara pejabat dan pengusaha bisa membeli vaksin mahal, alam bawah sadarnya spontan mendorong Mbak Ning untuk "memberontak" atau melakukan perlawanan.
Tak peduli yang ia "berontak" itu adalah partainya sendiri dan juga Presiden Jokowi yang ia klaim kenal dekat.
"Je me révolte, donc je suis", aku memberontak, maka aku ada (Albert Camus, 1913-1960).
Sayangnya, Mbak Ning yang benar itu berada di tempat yang salah. Ia salah musim. Hujan itu turun di musim kemarau.
* Karyudi Sutajah Putra: Wartawan, Penulis, Konsultan.