News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Potensi Melimpah Daun Kelor untuk Cegah Stunting Anak

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daun kelor memiliki kandungan vitamin C tinggi yang melebihi jeruk, konsentrasi vitamin A yang lebih tinggi dari wortel, tinggi kalsium melebihi susu.

Oleh: Melania Febriana Kumarga*)

TRIBUNNEWS.COM - Stunting merupakan kondisi malnutrisi sehingga individu tersebut memiliki tinggi dibawah rata - rata tinggi anak pada umurnya.

Masalah ini sudah menjadi permasalahan global yang terjadi pada 162 juta anak dibawah 5 tahun, penyebabnya karena kurangnya zat gizi saat 1000 hari pertama kehidupan.

Salah satu negara yang memiliki kasus tinggi adalah Indonesia, yang merupakan negara kelima dengan kasus tertinggi stunting dari seluruh dunia.

Kondisi ini menyebabkan masalah pada individu dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk kurangnya kognitif dan perkembangan fisik, menurunnya produktivitas karena kesehatan yang kurang baik, dan dapat meningkatkan resiko penyakit degeneratif seperti diabetes.

Menurut Kementerian Kesehatan (2018), kasus stunting di Indonesia sekitar 27,5 persen dibandingkan dengan negara lain, dengan kasus stunting terbanyak terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 39,7 persen dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Baca juga: Khasiat Ekstrak Ikan Gabus, Temulawak dan Daun Kelor pada Kondisi Hipoalbuminemia

Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi stunting, dengan melakukan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan sebagai upaya untuk mempercepat perbaikan gizi, khususnya sejak dimulai kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Selama 1000 hari, beberapa zat gizi yang dibutuhkan antara lain asam folat, iodium, zat besi, zinc, Vitamin B12, Vitamin D dan kalsium.

Baca juga: Melawan Stunting dengan Biskuit Kelor

Untuk membantu Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan, dari sisi regulasi sudah membuat aturan jelas terkait bahan baku dan kandungan gizi yang harus ada pada produk makanan pendamping ASI, diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 24 tahun 2019.

Salah satu bahan yang berpotensi menjadi tambahan pada produk makanan pendamping ASI (MPASI) adalah daun kelor atau yang sering disebut sebagai miracle plant.

Baca juga: Khasiat atau Manfaat Ekstrak Daun Kelor untuk Perawatan Kulit

Ini karena kandungan zat gizinya yang melimpah seperti kandungan vitamin C tinggi yang melebihi buah jeruk, konsentrasi vitamin A yang lebih tinggi dari wortel, tinggi kalsium melebihi kandungan pada susu, dan potassium lebih tinggi dari buah pisang.

Daun kelor juga memiliki kandungan zat besi 9 kali lebih besar dari bayam dan 4 kali lebih banyak serat dibandingkan oats (Mushtaq Bilal et al., 2021).

Sudah banyak produk makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang ada di pasaran dan bisa langsung dikonsumsi. Namun, belum ada produk yang menambahkan daun kelor dalam produk MP-ASI padahal potensi zat gizi yang terkandung cukup banyak.

Menurut saya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh industri pangan yang ada di Indonesia untuk membantu masalah stunting yang terjadi di Indonesia.

Hal yang dapat dilakukan industri, seperti mengolah daun kelor menjadi tepung daun kelor sehingga mudah untuk digunakan untuk tambahan zat gizi pada makanan pendamping ASI yang dibuat.

Mengacu pada peraturan Badan POM termasuk ke dalam kategori pangan 04.2.2.2 (sayur termasuk jamur, akar dan umbi, polong-polongan dan aloe vera, rumput laut, kacang serta biji - bijian kering) tentang tepung daun kelor yang merupakan, produk tepung daun kelor yang diperoleh dari proses pengeringan daun kelor yang sehat, masak dan bermutu baik.

Hal lain, bisa mencampur 5 gram tepung daun kelor dengan 30 gram bubuk oatmeal, 10 gram gula, 40 gram susu formula dan 5 gram tepung pisang.

Campuran bahan-bahan ini bisa menghasilkan total energi 196 kkal, protein dan lemak sejumlah 7 gram, karbohidrat 25 gram, serat 1 gram, potasium 384 mg, dengan %AKG Vitamin C, zat besi dan zinc sekitar 25 - 30 persen, protein dan Vitamin A sekitar 40%, Vitamin B1 dan B2 sekitar 55 persen, Fosfor 82 persen dan kalsium 96 persen (Katmawanti Septa et al., 2021).

*) Penulis adalah mahasiswa Magister Teknolog Pangan Institus Pertanian Bogor

Melania Febriana Kumarga

Sumber rujukan:

Katmawanti Septa, Supriyadi, Mariroh Fariha. 2021. Is instant porridge with a high calcium content based on Moringa oleifera as an alternative baby food to prevent stunting in Indonesia?. Journal of Public Health Research. 10: 2233.

Mushtaq BS, Hussain MB, Omer R, Toor HA, Waheed M, Shariati MA, Sergey P, Heydari M. Moringa Oleifera in Malnutrition: A Comprehensive Review. Curr Drug Discov Technol. 2021;18(2):235-243. doi: 10.2174/1570163816666191105162722. PMID: 31692437.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini