Wajar, karena pertama, Jokowi adalah politisi. Setiap langkahnya akan dimaknai dan dipahami secara politis.
Kedua, pilpres 2024 sudah ramai dibincangkan. Semua kandidat sudah bergerak untuk sosialisasi, bahkan kampanye.
Ketiga, sudah sepatutnya Presiden Jokowi sebagai pemimpin bangsa mendorong setiap anak bangsa yang punya potensi untuk ikut serta dalam kompetisi di Pilpres 2024.
Semakin banyak yang ikut berkompetisi, maka bangsa ini akan bisa memilih yang terbaik dari para calon yang ada.
Kalau kunjungan Jokowi di trek Formula E Ancol dianggap sebagai dukungan politik kepada Anies, ini juga bisa dijelaskan.
Pertama, Anies rising star. Semua variabel di dalam diri Anies memiliki potensi besar untuk menang di 2024.
Menghitung sejunlah variabelnya, peluang Anies menang di Pilpres 2024 lebih besar dari peluangnya di pilgub DKI 2017 lalu.
Situasi politik saat ini cukup menguntungkan buat Anies.
Relasi yang dinamis diantara partai-partai politik membuka peluang yang begitu besar untuk Anies mendapatkan tiket maju.
Kedua, Gibran punya peluang dan kans untuk menjadi Cagub di DKI.
Kalau peluang ini diambil, Gibran tidak boleh berhadapan dengan Anies.
Anies terlalu kuat di Jakarta. Berdasarkan survei yang tidak dipublish, tingkat kepuasan warga DKI terhadap Anies mencapai 70-an persen.
Dihadapkan dengan lawan siapapun, Anies akan menang satu putaran.
Angkanya di atas 60 persen. Maka, Anies harus didorong untuk nyapres.
Secara kalkulatif, dukungan Presiden Jokowi kepada Anies di pilpres 2024 adalah langkah yang paling realistis dan strategis.