Oleh: Karyudi Sutajah Putra
TRIBUNNEWS.COM - Kepala daerah menjadi presiden yang dirintis Joko Widodo tampaknya polanya akan terulang dengan munculnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kandidat calon presiden 2024 dengan elektabilitas terkuat di samping Prabowo Subianto.
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi gubernur yang sudah dirintis Edy Rahmayadi tampaknya polanya juga akan terulang.
Paling tidak Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sedang mencoba menapak jejak Edy Rahmayadi.
Ibul, panggilan akrab Iwan Bule, menggantikan Edy Rahmayadi sebagai Ketum PSSI melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, 2 November 2019.
Ia akan menjabat di PSSI hingga 2023 nanti.
Saat menjabat Ketum PSSI, Edy Rahmayadi bertarung memperebutkan kursi Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2018 dan terpilih.
Edy menjabat Ketum PSSI dari 2016 hingga 2019. Kini, jejak yang ditinggalkan Edy tampaknya sedang dicoba ditapaki oleh Ibul yang disinyalir sedang membidik kursi Gubernur Jawa Barat.
Baca juga: Iwan Bule: Ketua PSSI Bagi Saya Cuma Keroco Sepakbola, Kalau Dibully Ya Kami Terima
Ibul dan Edy sama-sama purnawirawan jenderal bintang tiga.
Bedanya, Ibul dari Polri sehingga pangkatnya komisaris jenderal, sedangkan Edy dari TNI sehingga pangkatnya letnan jenderal.
Jabatan terakhir Ibul sebagai polisi adalah Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), sedangkan jabatan terakhir Edy di militer adalah Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad).
Seperti Edy, Ibul pun pernah menjadi gubernur, tapi hanya penjabat.
Ia dilantik menjadi Penjabat Gubernur Jabar pada 5 September 2018 menggantikan Ahmad Heryawan.
Kini, sekali lagi, Ibul disinyalir sedang membidik kursi Gubernur Jabar yang sedang diduduki Ridwan Kamil.
Ihwal Ibul bakal maju sebagai calon gubernur Jabar sebenarnya sudah lama berembus. Kini, embusan itu kian kencang. Pemicunya, Ibul hadir dalam penjemputan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (12/6/2022) sore.
Eril terseret arus sungai Aare di Bern, Swiss, saat berenang, Jumat (26/5/2022) lalu dan ditemukan dua pekan kemudian dalam kondisi meninggal dunia, Rabu (8/6/2022).
Kini jenazah Eril telah tiba di Bandung, Jabar untuk dimakamkan, Senin (13/6/2022) ini.
Sebenarnya bukan hanya Ibul yang ikut menjemput jenazah Eril, melainkan juga sejumlah pejabat lainnya seperti Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Teten hadir karena sama-sama orang Sunda. Begitu pun Erick Thohir yang ibunya berdarah Tionghoa dan Sunda. Muhadjir dan Pratikno hadir murni sebagai menteri. Tapi Ibul? Dia bukan menteri. Pria kelahiran Jakarta tahun 1962 itu juga bukan orang Sunda.
Maka indikasi Ibul membidik kursi gubernur Jabar pun kian kuat. Ibul disinyalir sedang mencari simpati rakyat Jabar.
Jika Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, maju kembali sebagai cagub dalam Pilkada Jabar 2024, Ibul bisa menjadi cawagub.
Jika Emil tidak maju sebagai cagub karena akan maju sebagai capres dalam Pilpres 2024, Ibul bisa menjadi cagub. Bahkan kalau Emil maju sebagai cagub pun Ibul bisa menjadi penantangnya.
Emil bisa menjadi kuda hitam capres potensial untuk menggantikan Anies Baswedan jika mereka yang anti-politik identitas resisten terhadap Gubernur DKI Jakarta itu.
Emil juga bisa menjadi kuda hitam capres potensial untuk menggantikan Ganjar Pranowo jika ternyata Gubernur Jateng itu tidak dicalonkan partainya, PDI Perjuangan, atau tidak ada partai lain yang mencalonkannya.
Emil punya cukup akseptabilitas bagi mereka yang anti-Anies Baswedan atau pun yang anti-Ganjar Pranowo. Emil bisa menjadi jalan tengah.
Nah, karena sebagai kuda hitam itulah maka Erick Thohir yang juga sudah berancang-ancang untuk nyapres pun berkepentingan dengan Emil, sehingga Menteri BUMN itu ikut hadir dalam penjemputan jenazah Eril.
Jadi, ada dua sosok yang secara politik berkepentingan dengan Emil sehingga hadir dalam penjemputan jenazah Eril, yakni Ibul dan Erick.
Sipilisasi
Jabatan Ketum PSSI memang penting bagi Edy Rahmayadi maupun Ibul. Pertama, untuk mendulang popularitas yang berimplikasi pada elektabilitas. Edy Rahmayadi sudah membuktikannya.
Kedua, bisa menjadi jembatan transisi dari militer/polisi ke sipil. Di PSSI, Edy dan Ibul mengalami transisi dari militer/polisi ke sipil. Mereka mengalami sipilisasi.
Sipilisasi itu penting sebagai transisi dari model kepemimpjnan militer/polisi ke model kepemimpinan sipil. Model kepemimpinan militer/polisi biasanya memakai garis komando dari atas ke bawah atau "top down" dalam kebijakannya, sedangkan model kepemimpinan sipil biasanya dalam mengambil kebijakan dilakukan melalui musyawarah mufakat dari bawah ke atas atau "buttom up".
Sebab itulah, kursi Ketum PSSI merupakan kawah Candradimuka bagi Edy dan Ibul dalam menempa model kepemimpinan sipil.
Akankah Ibul benar-benar maju sebagai cagub Jabar pada Pilkada 2024? Kita tunggu saja tanggal mainnya.
Yang jelas, jika akan maju, berarti benar Ibul punya motif politik sehingga hadir dalam penjemputan jenazah Eril. Jika tidak maju, berarti kehadirannya murni bermotif kemanusiaan sebagai pribadi maupun mantan Penjabat Gubernur Jabar.
Jika ternyata manti Ibul jadi maju sebagai cagub Jabar, tampaknya ia perlu berguru kepada Edy Rahmayadi yang sudah terbukti sukses merebut kursi gubernur Sumut. Itulah!
* Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.