News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Operator Telekomunikasi Jual Menara Fokus ke Bisnis Utama

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menara BTS Mitratel

Dengan begitu, menurut Hendri Mulya Syam, Direktur Utama Telkomsel, mereka makin memantapkan upaya transformasi perusahaan melalui pengembangan portofolio konsisten di bisnis digital.

Operator ini memilih fokus secara menyeluruh guna berkomitmen menghadirkan inovasi layanan yang lebih beragam, membuka banyak peluang bernilai tambah bagi ekosistem gaya hidup digital inklusif masyarakat.

Bagi Mitratel, memperoleh ribuan menara BTS juga merupakan keuntungan besar. Mereka tidak perlu membangun dan ada potensi bisnis besar yang dapat dimanfaatkan.

Perusahaan penyedia menara umumnya tidak hanya menerima satu penyewa. Minimal 1,5 atau dua menara dipakai oleh tiga penyewa dan dengan skema seperti ini, pendapatan Mitratel akan terdongkrak.

Bisnis menara masih menggiurkan. Tidak heran jika sejumlah industri non- telekomunikasi ikut melirik untuk mendiversifikasi bisnisnya. Tetapi tetaplah dibutuhkan pengalaman untuk mengelola dan menjalankan proses bisnisnya. Mitratel yang kenyang pengalaman, dengan bertambahnya aset menara BTS mereka kian memudahkan untuk melakukan ekspansi jaringan 5G.

Tren penjualan menara BTS sendiri sudah banyak diinisiasi berbagai operator di seluruh dunia sejak lima tahun silam yang berlangsung terus hingga saat ini dalam upaya memperoleh dana segar. Di Selandia Baru umpamanya, Vodafone maupun Spark melakukan hal sama, Vodafone menangguk 1,7 miliar dolar setelah menjual ke InfraRed Capital Partners dan Northleaf Capital Partners.

Spark pun melakukan inisiatif sebelumnya sementara operator-operator di negeri jiran Selandia Baru, Australia juga membuat keputusan serupa, Telstra meraih 1,6 miliar dolar, Optus menambah kocek senilai 1,3 miliar dolar.

Operator kini memilih menjadi tenant (penyewa menara BTS) dari sebelumnya sebagai pemilik.

Penguatan menara seluler, penyediakan pembangkit cadangan ketika ada pemadaman listrik, penyejuk udara dan pagar, mengajukan persetujuan sumber daya dan merancang menara yang lebih kecil untuk menyediakan jaringan 5G meluas, sekarang menjadi tugas bagi perusahaan menara seperti Mitratel.

Di seluruh dunia, operator-operator telekomunikasi fokus pada layanan digital agar mereka kompetitif, namun, peta jalan layanan digital setiap operator juga berbeda-beda. Tak sedikit operator yang masih terjebak pada tarif yang di layanan digital sangat berbeda skemanya dengan layanan pesan dan suara.

Baru Telkomsel yang tampak sangat menggebu dengan strategi optimalisasi segenap layanan digital dan beban setelah melepaskan ribuan menara miliknya, berkurang. Sementara energi sepertinya dilampiaskan untuk mendorong akselerasi penguatan struktur perusahaan yang lebih ideal dalam memastikan implementasi tiga pilar digital yang sedang dijalankan.

Sebagai penyedia digital connectivity, digital platform, dan digital service yang andal dan selalu relevan dengan perkembangan ekosistem digital yang lebih customer-centric.
Kemitraan dengan Mitratel bahkan mencakup penerapan layanan Internet of Thing (IoT) dan Data Analytic. Sebuah layanan yang diramalkan akan menjadi motor pada Revolusi Industri 4.0, era transformasi yang menjadi janji pemerintah. (*)

*) Jurnalis Senior Telekomunikasi dan Mantan Editor Harian Kompas

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini