Oleh: Gita Kania Paramita & Jesslyn Felicia Ardianto
TRIBUNNEWS.COM - Tren Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan start-up saat ini semakin meningkat di Indonesia.
Perkembangan teknologi yang bergerak pesat juga berakibat pada semakin ketatnya kompetisi usaha.
Oleh karena itu UMKM dan start-up perlu mematangkan strategi usaha, salah satunya melalui Brand/Product Value.
Seperti yang disampaikan oleh praktisi kewirausahaan Podomoro University Jonathan Gultom SE, ST, MBus,
Kalau suatu usaha tidak menerapkan strategi Brand/Product Value maka mereka akan bersaing dalam harga, dan ini akan menjadi sulit bagi usaha tersebut untuk memenangkan kompetisi”.
Baca juga: Cerita Sukses UMKM Desa Sukarara Lombok Manfaatkan Ekosistem Digital Lewat Pelatihan Bakti Kominfo
Menurutnya, UMKM dan start-up perlu memulai dengan menentukan, mengenali, dan berempati pada konsumennya, bukannya hanya berfokus pada produk apa yang hendak dijual.
Andai kata pun suatu usaha sudah menentukan produk yang ingin dijual terlebih dahulu, segeralah lakukan validasi kepada konsumen.
Strategi Brand/Product Value telah lama menjadi strategi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan besar di dunia.
Dengan memiliki Brand/Product Value, perusahaan sukses di dunia tetap dapat menarik konsumen untuk membeli produknya sekalipun banyak kompetitor lain bermunculan dengan harga yang lebih terjangkau.
Kembali Jonathan Gultom menuturkan, value membuat sebuah usaha menjadi unik, sehingga jika value yang dimiliki dapat menjawab apa yang diinginkan sebagian besar konsumen, maka usaha tersebut dapat unggul meskipun di tengah kompetisi yang ketat.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan Brand/Product Value adalah Wilmond Indonesia, dan saat ini telah berhasil menguasai pasar Indonesia untuk sektor bahan makanan kaleng.
Sherly Fam selaku pemilik Wilmond Indonesia yang awalnya merupakan ibu rumah tangga biasa pada akhirnya menjadi seorang entrepreneur (pengusaha) sukses dengan menerapkan dan menanamkan pentingnya value terhadap product dan brand yang ditawarkan kepada masyarakat.
Kisah sukses Sherly Fam sendiri dimulai dari hobinya dalam memasak untuk anak-anaknya hingga keinginannya untuk membantu ekonomi keluarga dengan membuat buah dan sayuran kaleng serta bahan masakan lain yang dikalengkan.
Waktu demi waktu, dengan kesabaran dan tekadnya yang sangat kuat ia mulai menawarkan produknya dari satu orang ke orang lain, dan beliau juga mengikuti seluruh pameran makanan yang diselenggarakan di Indonesia.
Bahkan dalam satu tahun beliau dapat mengikuti lebih dari 60 pameran atau expo di Indonesia.
Melalui penawaran produknya ke konsumen dan mengikuti pameran inilah Sherly Fam melakukan validasi kepada konsumen.
Menurutnya, pameran merupakan sarana yang sangat efektif untuk menawarkan suatu produk dan memperkenalkan brand.
Mengikuti pameran akan memberikan Anda kesempatan dan peluang untuk bertemu dengan calon pelanggan lebih cepat dan besar, dan dengan memberikan tester makanan kepada para calon pelanggan akan memberikan kepercayaan terhadap rasa.
Value pertama yang ia tawarkan yaitu rasa yang baik dan konsisten. Dari value tersebut, beliau telah berhasil mengambil kepercayaan para pelanggannya, dari restoran, hotel, hingga klien-klien besar di luar negeri.
Selain itu, Sherly Fam juga membagikan bahwa, “Kita harus bisa memberikan kepercayaan kepada pelanggan soal rasa dan ketepatan, bukan hanya rasa makanan yang ditawarkan enak, tetapi soal ketepatan barang harus diterima oleh klien dengan sempurna, dan dengan demikian rasa percaya para konsumen tidak akan goyah dan berpindah ke lain brand”.
Terakhir, Sherly Fam menuturkan bahwa ia memiliki prinsip untuk menjalankan usahanya dengan hati. “Klien saya itu hotel, restoran, dan cinema. Waktu itu sedang pandemi, jadi siapa yang mau ke tempat-tempat tersebut? Mereka pun kesulitan untuk menghabiskan bahan makanannya. Akhirnya saya ambil sebagian kuota produk Wilmond yang sudah mereka beli, saya bantu mereka jual dan habiskan stok yang ada.”
Value yang sangat dijunjung tinggi oleh pemilik Wilmond Indonesia ini berhasil membuat pelanggannya memiliki hubungan yang sangat baik dengan perusahaannya sehingga membuat produknya tak tergantikan.
Penanaman dan penerapan value seperti inilah yang perlu dilakukan juga oleh UMKM dan start-up lainnya.
Dengan value, suatu usaha tidak hanya dapat menjual produknya, tetapi juga dapat mengambil hati konsumen dan menjalin hubungan yang baik dengan konsumen sehingga menjadi tak tergantikan.
Sebagai upaya pemberdayaan UMKM dan start-up di Indonesia mengenai penerapan startegi Brand/Product Value, Podomoro University berkolaborasi dengan Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Jakarta Barat, menyelenggarakan seminar yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan PPK Ormawa Podomoro University yang bertajuk “Success Story” pada Sabtu, 24 September 2022 lalu.
Dari sekitar 250 peserta yang hadir di Auditorium Podomoro University, sebagian besar merupakan wirausaha UMKM di Indonesia yang termotivasi untuk belajar demi mengembangkan usahanya.
Seminar ini mengundang dua pembicara yang memiliki perbedaan latar belakang untuk berbagi dari sudut pandang berbeda yakni praktisi kewirausahaan Podomoro University Jonathan Gultom SE, ST, Mbus, dan pemilik Wilmond Indonesia, Sherly Fam.
Keduanya berharap, seminar “Success Story” ini dapat memberikan “insight” dan motivasi positif kepada wirausaha sehingga UMKM dan start-up di Indonesia dapat semakin berkembang dan berkontribusi bagi lingkungan, masyarakat, hingga negara.