News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Bursa Capres

Anies Baswedan-AHY: Perpaduan Religius Nasionalis, Sipil Militer dan Milenial

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Anwar Budiman SH, MH: Pemerhati Masalah Politik dan Sosial.

Anies Baswedan-AHY: Perpaduan Religius Nasionalis, Sipil Militer dan Milenial

Oleh: Dr Anwar Budiman SH MH

TRIBUNNEWS.COM - Setelah resmi dideklarasikan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sebagai calon presiden 2024, Senin (3/10/2022), maka bermunculanlah nama-nama calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Yang paling santer disebut adalah nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sejumlah partai politik juga sedang menjajaki koalisi dengan Nasdem, terutama parpol-parpol di luar koalisi pendukung pemerintah, yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tidak itu saja. 

Dua "king maker" lainnya di luar Surya Paloh juga siap "turun gunung" dari pertapaan politiknya, yakni Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Ketiganya akan meramu dan meracik pasangan capres-cawapres untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Nah, karena Nasdem sudah punya capres, fokus mereka tentunya akan ke cawapres, siapa yang paling cocok untuk diduetkan dengan Anies Baswedan ?

Sebagai mantan presiden dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) sekaligus mantan Ketua Umum Partai Demokrat, tentu pengalaman dan insting politik Pak SBY tak dapat disepelekan. 

Begitu pun Pak JK. Sebagai mantan Ketua Umum Partai Golkar dan mantan wapres dua periode dengan presiden yang berbeda, yakni 2004-2009 dengan Presiden SBY, dan 2014-2019 dengan Presiden Joko Widodo, pengalaman dan insting politik Pak JK tentu tak bisa dipandang sebelah mata.

Demikian juga Bang Surya Paloh yang sudah terbukti insting dan kalkulasi politiknya sangat matang dalam dua kali pilpres, yakni 2014 dan 2019, maka pencalonan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres 2024 tidak main-main lagi. 

Apalagi dalam survei berbagai lembaga, elektabilitas Anies Baswedan selalu masuk tiga besar atau "the big three" bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. 

Namun, terlepas dari kekuatan "the three of king maker", yakni Bang Surya Paloh, Pak SBY dan Pak JK, kekuatan Anies-AHY sendiri jika memang jadi diduetkan insya Allah akan sangat dahsyat. 

Keduanya mewakili unsur religius-nasionalis dan sipil militer serta milenial.

Sejak merdeka 17 Agustus 1945 hingga kini, pergulatan politik di Tanah Air selalu didominasi oleh kaum religius versus kaum nasionalis atau nasionalis versus religius.

 Terkadang kaum nasionalis lebih kuat, dan terkadang sebaliknya kaum religius lebih kuat. 

Nah, penggabungan kekuatan religius-nasionalis ini sudah tercermin dari sosok Anies dan AHY. 

Anies selama ini dikenal sangat religius, sedangkan sebagai mantan TNI, AHY dikenal sangat nasionalis. 

Kedua unsur kekuatan politik itu sudah terwakili dalam diri Anies dan AHY. 

Maka kaum religius akan memilih Anies dan kaum nasionalis akan memilih AHY. Klop! 

Di sisi lain, kombinasi kekuatan sipil-militer juga diperhitungkan dalam konstelasi politik Tanah Air. 

Anies yang sebelum masuk ke pemerintahan aktif di gerakan masyarakat madani atau "civil society" (masyarakat sipil) mewakili kekuatan sipil, sedangkan AHY sebagai mantan tentara mewakili kekuatan militer. Keduanya akan saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.

Keduanya juga merupakan tokoh-tokoh muda, terutama AHY sehingga akan menarik minat pemilih pemula atau kaum milenial. 

Sekitar 40 persen calon pemilih dalam Pemilu 2024 adalah kaum milenial atau pemilih muda. Ini potensi dukungan suara yang sangat menjanjikan.

Baca juga: AHY Sebut Rakyat Hidup Lebih Baik di Era SBY, Politisi PKB: Tak Elok Membanding-bandingkan

Sejumlah survei menunjukkan generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024. 

Pemilih muda atau pemilih milenial merupakan pemilih dengan rentang usia 17-37 tahun.

Pada Pemilu 2024 diprediksi jumlah pemilih muda akan mengalami peningkatan. 

Berkaca pada Pemilu 2019, data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih muda mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih. 

Ini artinya 35%-40% pemilih muda mempunyai kekuatan dan pengaruh besar terhadap hasil pemilu yang nantinya berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Agus Harimurti Yudhoyono saat berada di Kantor DPP Partai Demokrat, Jumat (7/10/2022). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

Pertanyannya, kapan cawapres bagi Anies akan dideklarasikan? Belanda masih jauh, Bung.

Pilpres 2024 masih 16 bulan lagi. Kita beri waktu dan kesempatan kepada parpol-parpol dan terutama kepada tiga "king maker" tersebut untuk bekerja, meramu, meracik dan merumuskan cawapres yang paling cocok bagi Anies Baswedan, terutama terkait elektabilitas dan kebutuhan bangsa ini akan sosok pemimpin semacam apa yang dibutuhkan. 

Yang jelas, Mas AHY sangat patut dipertimbangkan untuk diduetkan dengan Anies Baswedan. 

Keduanya akan mewakili kekuatan religius-nasionalis dan sipil-militer, kombinasi kekuatan yang tak tertandingi dalam konstelasi dan percaturan politik di Indonesia.

Keduanya juga mewakili kaum muda yang merupakan 40% pemiilih di Pemilu 2024, potensi dukungan suara yang sangat menjanjikan.

Jangan lupa, pendukung Pak SBY juga masih banyak, terutama di Jawa Timur dan Jawa Barat, dua provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia.  Insya Allah!

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini