PENGURUS Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia menggelar Salat Ghaib, Yasinan, dan Tahlik sekaligus mengenang keteladanan almarhum KH Ali Yafie.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, yang juga dalam kapasitasnya sebagai Mustasyar PCINU Tunisia.
Hadir pula Pengurus Syuriah dan Tanfidziyah, serta warga Nahdliyyin di kota Ibnu Khaldun ini.
Dubes Zuhairi Misrawi menyampaikan perlunya kader-kader NU meneladani almarhum KH Ali Yafie, karena selama hidupnya mengabdi pada NU dan Indonesia.
Baca juga: Mengenang Sosok Kiai Ali Yafie, Wapres: Senior yang Berilmu dan Santun
"Almarhum KH Ali Yafie merupakan sosok inspiratif, karena selama hidupnya mencintai ilmu, arif, dan memberikan pengabdian terhadap NU dan Indonesia. Ini karakteristik para ulama NU, yang mempunyai panggilan hati untuk mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Dubes RI Zuhairi Misrawi yang akrab dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.
"Ulama selalu terdepan menjaga dan membangun Indonesia. Sebab itu, NU sangat siap memasuki abad kedua, karena mempunyai banyak ulama yang dapat dijadikan inspirasi bagi generasi muda," ujar Zuhairi Misrawi.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menegaskan KH Ali Yafie sebagai ulama yang mengajarkan pentingnya kearifan.
"Almarhum merupakan sosok yang bijaksana. Ini juga khas dari para ulama NU, karena kebijaksanaan merupakan kunci kesuksesan dalam dakwah."
"Di samping itu, yang paling menonjol dari almarhum KH Ali Yafie perihal pentingnya Fikih Sosial. Kita semua harus mendorong pemahaman keislaman, yang dikenal kalangan pesantren dengan fikih, harus mampu memecahkan masalah sosial."
"Sebab itu, diperlukan ijtihad yang mendorong terwujudnya kemaslahatan sosial. Dalam konteks ini, pemikiran keislaman KH. Ali Yafie mempunyai kesamaan dengan ulama ternama Tunisia, khususnya Ibnu Khaldun dalam gagasan al-Umran al-Basyari dan Muhammad Thahir bin 'Asyur dalam Maqashid al-Syari'ah," pungkasnya.