TRIBUNNERS,- 1 hari setelah selesai cuti nasional, Menko Marves pak Luhut mengingatkan seluruh K/L untuk segera mengantisipasi dan menemukan cara mengatasi dari panas suhu di Indonesia saat ini.
Peringatan dari pak Luhut sangat tepat karena pak Luhut sadar bahwa cuaca extrem ini disebabkan oleh perubahan iklim.
Nah pertanyaan berikutnya apa langkah pemerintah dlm mengatasi untuk mitigasi dr perubahan iklim ini? Bahkan pertanyaan saya "seriuskah" pemerintah dalam mengatasi mitigasi perubahan iklim ini? Klu kita mau jujur saat ini strategy Adaptasi dari pemerintah utk perubahan iklim masih sangat lemah.
Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Bangunan di Kupang Disebut Perlu Cara Waterproofing yang Ramah Lingkungan
Hal ini bisa terlihat kalau setiap kementerian memang sadar kalau perubahan iklim telah terjadi tapi lihat lah kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah.
Artinya sinkronisasi antar kementerian masih sangat lemah bahkan saling bertolak belakang, contoh lihat bgi kementerian esdm "mengimplementasikan" perubahan iklim sehingga bisa ter"kelola" sementara kementerian pertanian lagi lagi lihat berapa banyak food estate yang dibuka di area hutan, kementerian kelautan aneh lagi fakta coral di laut indonesia banyak yang rusak tapi yang di prioritaskan oleh kkp adalah penangkapan ikannya, padahal ikan perlu coral utk bertelur jd klu coral rusak dimana ikan bisa bertelur? Jadi dgn kebijakan yg dibuat oleh kementerian terkait terlihat klu mengatasi "masalah" perubahan iklim adalah dgn BaU ( Bisnis as Usual).
Padahal di depan mata Indonesia berpotensi menghadapi masalah yg serius seperti "hilangnya" air tanah utk menjadi air minum, tercemar nya sungai sehingga perlu pemrosesan utk menjadi air minum, saya sangat khawatir perihal air minum ini krn 10-15 thn lg air minum menjadi barang langka, nach klu tidak ada adaptasi utk air minum ini bgi mitigasinya klu terjadi kekurangan air minum di Indonesia?
Hal berikut yang pasti terjadi adalah naiknya muka air laut klu ini terjadi maka tenggelam beberapa wilayah di Indonesia spt Pantura. Tolong dibayangkan ada 50 juta penduduk yang hidup di pantura mana empaty kita klu pantura tenggelam akibat nya 50 juta akan terkena dampaknya. Apakah hanya pantura yang akan tenggelam?
Tidak! Kota makasar, prop kepri, wilayah timur prop Riau dan bali selatan berpotensi utk tenggelam, termasuk juga dr kepulauan di maluku dan malut akan tenggelam.
Maka apa yg harus pemerintah lakukan? Karena saking banyaknya maka langkah awal pemerintah wajib memiliki program adaptasi secara menyeluruh menghadapi kondisi perubahan iklim ini. Target utama dari adaptasi ini adalah sinkronisasi adaptasi program dr seluruh kementerian, usul saya presiden joko widodo harus menugaskan bpk luhut sbg ketua tim task force sinkronisasi program adaptasi nasional utk semua kementerian/ lembaga.
Memang untuk mengatasi masalah perubahan iklim tidak mungkin dlm waktu singkat tapi harus dimulai dr sekarang karena implementasi dari program adaptasi ini harus berkelanjutan dan tidak akan pernah terpecahkan permasalahan ini karena ini melibatkan manusia dan tidak mungkin hanya orang Indonesia tapi harus dgn seluruh negara di dunia ini. Alhamdulillah institusinya sudah ada bernama Conference of Parties (CoP) namun untuk mencapai keputusan aklamasi sangatlah sulit, disinilah peranan kita sbg anggota masyarakat harus bisa membantu pemerintah agar "tekanan" dari LSM bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah setempat.
Untuk itu mohon di sadari Bumi hanya ada 1 hingga saat ini belum ada "planet" lain yg diciptakan allah spt bumi, maka jagalah bumi spt kita menjaga negara dan diri kita, kalau tidak bgi nasib dari anak dan cucu kita kedepannya?
Terima kasih
Roosdinal Salim
Pemerhati perubahan iklim