Berdasarkan hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada periode 2012-2013, kerugian negara mencapai Rp706 miliar.
Sedikitnya empat politikus Partai Demokrat terlibat dalam kasus ini, yakni Anas Urbaningrum, M Nazaruddin, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh.
Jiwasraya dan Asabri
Menjelang Pemilu 2019, terjadi dua kasus korupsi kelas kakap, yakni kasus korupsi di PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri).
Kasus Jiwasraya merugikan keuangan negara hingga Rp16,807 triliun, sedangkan kasus Asabri merugikan keuangan negara hingga Rp22,78 triliun.
Sedikitnya enam orang diadili dalam kasus Jiwasraya, yakni Benny Tjokrosaputro, Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo, Syahmirwan, Joko Hartono Tirto, dan Heru Hidayat.
Adapun dalam kasus Asabri, mereka yang diadili adalah Lukman Purnomosidi, Jimmy Sutopo, Bachtiar Effendi, Hari Setianto, Adam Damiri, Heru Hidayat, Sonny Widjaja dan Benny Tjokrosaputro. Jadi, Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat terlibat dalam dua kasus itu, yakni Jiwasraya dan Asabri.
Sri Mulyani Mundur?
Kini menjelang Pemilu 2024 beredar isu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mundur dari Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi karena kecewa.
Namun isu itu ditepis.
Bantahan dilontarkan Staf Khusus Menkeu, Justinus Prastowo dalam akun pribadinya di platform X @prastow, Jumat (5/1/2024).
Prastowo juga membantah banyak berita lainnya yang beredar di poster "Indonesia Dimiskinkan", salah satunya terkait pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Kementerian Pertahanan yang dipimpin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga merupakan calon presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Di dalam poster yang beredar disebutkan bahwa Sri Mulyani pernah menyebutkan belanja alutsista dilakukan oleh PT TMI yang dipegang oleh kroni-kroni Prabowo.
Seperti dilansir sebuah media, Prastowo menjelaskan hal itu diutarakan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, bukan Menkeu Sri Mulyani Indrawati.