Jajak pendapat CBS/YouGov menemukan pada Oktober 2023, 47 persen – hampir setengah dari warga AS mendukung pengiriman senjata ke Israel.
Pada April jumlahnya anjlok menjadi hanya 32 persen – kurang dari sepertiganya, dan dukungan terhadap gencatan senjata semakin meningkat.
Ini menunjukkan mayoritas masyarakat barat menjadi semakin sadar akan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem.
Semakin banyak orang yang merasa terkejut. Tingginya angka kematian warga sipil di Gaza membuat banyak orang di muka bumi ini menyadari tak ada yang bisa membenarkan apa yang terjadi.
Korban Tewas Palestina Lampaui 34.000
Otoritas Kesehatan Palestina menyebutkan hingga April 2024 sejak peristiwa 7 Oktober 2023, sekurangnya 34.000 warga Palestina tewas di tangan Israel.
Jutaan tempat tinggal penduduk dan ribuan insfrastruktr penting di Jalur Gaza dihancurkan pasukan darat dan udara Israel.
Tetapi yang paling menyedihkan, pendapat publik ini berbeda dengan para elite pemerintahnya. Ada jurang lebar di antara mereka.
Para politisi di negara-negara barat sama sekali tidak sejalan dengan suasana hati masyarakatnya. Hal ini tidak hanya tercela secara moral, namun juga picik secara politis.
Aksi di kampus-kampus besar AS, yang dikenal pusat demokrasi liberal, direspon represi melibatkan pasukan penindak huru-hara.
Kebebasan berekspresi dan mengemukakan pendapat diberangus. Represi itu sudah melibatkan peralatan pelumpuh dan zat-zat kimia untuk membubarkan massa.
Sabtu (27/4/2024), ratusan mahasiswa dan beberapa dosen serta guru besar ditangkap polisi. Termasuk Dr Jill Stein, aktivis Partai Hijau AS yang turut demo di kampus Washington University St Louis Missouri.
Di Boston, polisi menahan sekitar 100 orang saat membersihkan kamp protes di Universitas Northeastern.
Dalam sebuah pernyataan di X, Northeastern mengatakan area kampus tempat protes diadakan sekarang “sepenuhnya diamankan” dan “semua operasional kampus telah kembali normal”.