Dalam ensiklik Evangelii Gaudium, Paus menekankan pentingnya ekonomi yang lebih adil dan inklusif, mengingatkan kita bahwa kapitalisme yang tidak terkendali dapat membawa dampak buruk bagi kemanusiaan.
Ia menyerukan dunia untuk mengadopsi "budaya perjumpaan" di mana martabat manusia dihargai di atas keuntungan materi.
Kedatangan Paus Fransiskus di Jakarta pada 3 September 2024 menjadi peristiwa bersejarah bagi Indonesia.
Dengan segala kebesarannya sebagai pemimpin Gereja Katolik, ia memilih cara sederhana dalam kunjungannya.
Menggunakan pesawat komersial, ia tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 11.25 WIB. Kijang Innova Zenix berplat SCV 1 itu yang menjemputnya dari Bandara Soekarno Hatta Untuk selanjutnya akan beristirahat dan menginap di Kedutaan Vatikan alih-alih hotel mewah, terlihat pernyataan jelas dari prinsip hidupnya.
Ini adalah bentuk nyata dari pesan bahwa seorang pemimpin harus hidup dengan integritas dan kesederhanaan, menjauh dari segala bentuk kemewahan yang tidak perlu.
Baca juga: Rasa Haru Umat usai Seorang Paus Fransiskus Menoleh dan Lambaikan Tangan Kepadanya
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia adalah tamparan moral bagi banyak pemimpin dan elite di negeri ini. Di tengah budaya pamer, flexing, dan gaya hidup hedonis, sikap rendah hati Paus menjadi cerminan nilai-nilai yang mulai dilupakan: kejujuran, integritas, dan pengabdian tulus.
Para pemimpin politik, pejabat pemerintah, dan pengusaha Indonesia diajak untuk berkaca pada sosok Paus Fransiskus dan mempertanyakan kembali nilai-nilai yang mereka pegang.
Apakah mereka benar-benar melayani rakyat atau lebih sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompok? Sambil mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa berpikir dampak kesenjangan sosial dan perusakan lingkungan yang terjadi? Wallahu A'lam Bishawab!
Agenda Paus selama kunjungannya mencerminkan dedikasinya terhadap dialog dan keterbukaan. Pertemuan dengan tokoh-tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, menunjukkan komitmennya untuk memperkuat hubungan antaragama.
Paus Fransiskus percaya bahwa di tengah-tengah dunia yang sering kali terpecah belah oleh konflik, dialog adalah jembatan yang menghubungkan perbedaan.
Ia meyakini bahwa setiap agama memiliki peran penting dalam mempromosikan perdamaian dan kebajikan bersama.
Paus Fransiskus juga akan mengadakan Misa Kudus, momen yang sangat dinantikan oleh komunitas Katolik Indonesia.
Misa ini adalah kesempatan bagi ribuan umat untuk berkumpul, berdoa, dan merayakan iman mereka bersama Paus.