News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Mengapa Presiden Prabowo Harus Mendorong Perjanjian Perdagangan AS-Indonesia?

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Erwin Aksa, Anggota Komisi XI DPR RI.

Oleh: Erwin Aksa, Anggota Komisi XI DPR RI

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia memiliki kesempatan emas untuk membentuk kembali takdir ekonominya dengan menempa perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump.

Dengan defisit perdagangan kecil dan defisit anggaran yang rendah, Indonesia diposisikan secara unik untuk menawarkan insentif murah hati kepada investor asing yang ingin pindah dari Cina dan Vietnam.

Perjanjian semacam itu, ditambah lebih banyak ekspor ke AS, dapat menambah 2 persen pada PDB Indonesia tahun 2030, menciptakan lebih dari dua juta pekerjaan baru, dan mengubah negara menjadi pusat manufaktur dan teknologi tinggi di Asia Tenggara.

Ini adalah momen langka bagi Presiden Prabowo untuk memanfaatkan kekuatan ekonomi Indonesia dan mengantarkan era baru kemakmuran.

Perjanjian perdagangan dengan AS akan menghasilkan keuntungan langsung dan jangka panjang.

Baca juga: Presiden Prabowo Subianto Dorong Perdamaian dan Kerja Sama Ekonomi di Kawasan Pasifik

Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, juga akan menarik investasi asing langsung, terutama dari industri teknologi tinggi di Cina, Vietnam, Malaysia, dan Thailand yang mencari lingkungan yang lebih kompetitif dan stabil.

Defisit fiskal Indonesia yang rendah memberikan fleksibilitas untuk menawarkan keringanan pajak, zona ekonomi khusus, dan insentif lainnya kepada investor, menciptakan kasus yang menarik bagi perusahaan untuk mengubah operasi. 

Insentif ini, dikombinasikan dengan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan tenaga kerja muda yang dinamis, menjadikan negara ini tujuan ideal bagi industri yang ingin mendiversifikasi rantai pasokan mereka di tengah ketegangan geopolitik global.

Baca juga: Kata Pengamat Soal Menko Airlangga Dorong Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Hijau

Manfaat dari perjanjian perdagangan semacam itu akan menjadi transformatif.

Relokasi perusahaan teknologi tinggi ke Indonesia akan mengkatalisasi peningkatan industri, memperkenalkan teknologi canggih, keahlian manajerial, dan peluang untuk pengembangan keterampilan.

Sektor seperti elektronik, semikonduktor, dan manufaktur baterai kendaraan listrik (EV) akan berkembang, didorong cadangan nikel yang signifikan di Indonesia, sumber daya penting untuk produksi EV.

Pengolahan hilir mineral-mineral ini tidak hanya akan meningkatkan ekspor tetapi juga menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi, memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam transisi energi bersih global.

Potensi pekerjaan sama-sama menarik.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini