Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ribuan warga memadati Pura Banjar Kaja Desa Adat Sesetan, Minggu (22/3/2015) sore.
Mereka rela berdesak-desakan dan basah-basahan guna menyaksikan tradisi setahun sekali yang ada di Banjar Kaja Desa Adat Sesetan yakni Omed-Omedan.
Salah satu peserta omed-omedan, Maya mengatakan ini kali kedua ia mengikuti tradisi omed-omedan. “Ini kedua kali ikut, dan sudah tahu persiapan sebelumnya. Beda dengan tahun lalu tidak ada persiapan,” ujar Maya.
Tokoh Desa Adat Sesetan Banjar Kaja, I Gusti Ngurah Oka mengatakan, Omed-omedan sendiri mempunyai arti tarik-menarik. Tradisi ini merupakan budaya leluhur yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Peserta omed-omedan adalah sekaa teruna-teruni atau pemuda-pemudi mulai dari umur 17 tahun hingga 30 tahun atau yang sudah menginjak dewasa tetapi belum menikah.
Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama oleh peserta, di pura untuk memohon keselamatan dan kelancaran selama berlangsungnya acara. Seusai sembahyang, peserta dibagi 2 kelompok, pria dan wanita.
Setelah mendapatkan aba-aba dari para sesepuh desa, kedua kelompok saling bertemu dengan digendong. Lalu peserta yang digendong tersebut saling berciuman .
Terlihat beberapa wanita tidak mau dicium, mereka menutupi wajahnya dengan menggunakan tangan. Sementara pria tidak mau melewatkan untuk dapat mencium wanita tersebut