Laporan Reporter Tribunnews Video, David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Tidak berlebihan rasanya bila menyebutkan tenun songket Melayu Riau, khususnya yang diproduksi di rumah kerajinan tenun Winda, yang berada di Jalan Inpres, Pekanbaru, telah mendunia.
Pasalnya, sejumlah songket yang dihasilkan di sana dipasarkan tidak hanya di dalam negeri saja, namun telah merambah hingga keluar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, hingga ke negeri kincir angin, Belanda.
Di dalam negeri, hasil kerajinan tenun songket Melayu Riau dari rumah kerajinan milik Winda, sudah sangat terkenal dan telah dipasarkan hampir di seluruh provinsi di tanah air.
Pemilik rumah kerajinan, Winda, yang ditemui di pusat kerajinan tenun, Sabtu (2/5/2015) mengatakan, berbagai motif songket Melayu dihasilkan dari rumah kerajinan itu.
Tidak kurang ada 30 motif tenun songket Melayu yang bisa dihasilkan. Untuk pembuatan satu songket tenun membutuhkan waktu yang lumayan lama, 3-4 hari.
Harga satu kain tenun songket Melayu bervariatif, tergantung bentuk dan motif yang dihasilkan. Umumnya harga kain songket yang ditawarkan berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 5 juta.
Diceritakannya, usaha tenun itu telah dimulai sejak tahun 1995 lalu. Dia memulai dengan hanya mengandalkan satu alat tenun. Kemudian usahanya semakin meningkat seiring tingginya permintaan akan kain tenun songket Melayu.
"Sekarang sudah ada 35 mesin tenun di rumah kerajinan ini," ujar Winda.
Dia menambahkan, usaha yang digelutinya itu bukan tanpa hambatan. Banyak kendala yang dihadapinya dalam menjalankan usaha kerajinan itu. Apalagi dengan kondisi naiknya harga BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah.
Hal itu memicu tingginya biaya produksi, yang berimbas pada menurunnya permintaan atau daya beli masyarakat. Selain itu juga, Winda mengaku kesulitan untuk mendapatkan bahan baku pembuatan tenun songket seperti benang emas.
Bahan baku itu sulit didapatkan karena hanya diproduksi di luar negeri, seperti Singapura dan India. Dia berharap agar pemerintah bisa memberikan perhatian untuk para perajin tenun di Indonesia.(*)