Laporan Wartawan Tribun Medan / Tarmizi Khusairi
TRIBUNNEWS.com, MEDAN - Aroma markisa langsung tercium, saat Tribun-Medan.com berkunjung ke rumah produksi sirup Noerlen di Jalan Sei Tuan nomor 7 Kecamatan Medan Baru. Usahan rumahan ini, mampu memanjakan lidah orang-orang Jepang.
Sering orang-orang Jepang memesan dan berkujung ke rumah produksi sirup Noerlen. Pemilik usaha rumahan ini, Rachmi Novianti mengatakan, proses pembuatannya yang tradisional dan rasa murni markisa, membuat orang Jepang jatuh cinta kepada sirup Noerlen.
"Mereka datang kesini dan suka dengan cara produksi kita. Rasanya pun membuat mereka kagum," ujaranya.
Dia menambahkan, sirup Noerlen miliknya tidak memakai bahan pengawet dan tanpa pewarna buatan."Semua bahan pembuatan asli, dan tentu menyehatkan tubuh," ucapnya.
Dia menjelaskan, sirup tanpa pengawet ini, awalnya dibangun oleh ibunya Hj. Noerlen sejak 1985. Berawal dari hobi masak dan membuat minuman, ibunya mencoba menjual sirup di pengajian-pengajian. Karena rasanya yang enak, membuat jualan ibunya terjual dengan cepat.
"Meski terjual, namun ibu tidak serius kali, karena saya tahu ini potensi, saya kembangkan. Dulu namanya markisa asli famili, namun saat mau patenkan nama tersebut, sudah ada yang punya di Surabaya,"
Dia menceritakan, saat itu ia langsung kepikiran membuat nama ibunya, awalnya ibunya menolak, namun akhirnya mengizinkan, dan 2007 dipantenkanlah nama sirupnya Noerlen.
Sejak dipatenkan merek Noerlen dia pun, berfikir kreatif dengan mengelolah limbah biji dari markisa dibuatnya kerajinan tangan, dan lukisan."Itu lukisan ibu saya yang dibuat dari biji markisan dan debu vulkanik Gunung Sinabung. Yang buatnya Morris Alexander," katanya.
Sirup markisa Noerlen, tersedia di Brownis Amanda, Abdullah Lubis, Jalan Raya Kualanamu, toko kue DND Ringroad dan di Jalan Sei Tuan nomor 7 Kecamatan Medan Baru.