Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Ratino Taufik
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kemarau panjang yang melanda wilayah Kalimantan Selatan membuat warga di sejumlah wilayah kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih.
Salah satunya di Desa Tambang Ulang Kecamatan Tambang Ulang Kabupatan Tanah Laut.
Kemarau membuat sumur-sumur di rumah warga baik sumur galian maupun sumur bor mengering.
Banjarmasin Post/Ratino Taufik
Sementara hingga saat ini jaringan pipa PDAM belum menyentuh hingga ke desa tersebut.
Untungnya masih ada satu buah sumur di desa tersebut yang masih memiliki air.
Sumur Abi Kusno, demikian warga setempat menyebutnya.
Menurut penuturan warga setempat, sumur yang terletak di lahan di sebelah kantor Polsek Tambang Ulang ini, awalnya digali oleh Abi Kusno guru mengaji yang tinggal di lahan tersebut sekitar tahun 1970-an.
"Beliau sudah lama sekali pindah dari sini. Rumahnya saja sudah tidak ada. Tinggal sumur ini saja yang tersisa," ungkap Rustam warga setempat, ditemui saat mengambil air di sumur Abi Kusno, Senin (7/9/2015).
Dikatakannya, sudah 20 tahun terakhir, setiap kemarau panjang, warga selalu mengambil air di sumur sedalam delapan meter dengan lebar hampir 1,5 meter tersebut.
"Biarpun airnya terus diambil, sumur ini tidak pernah kering," kata Rustam.
Dirinya pribadi, tidak hanya mengambil air sumur untuk keperluan di rumah. Tetapi juga mengambil air untuk dijual ke warga yang memerlukan air.
Untuk satu galon air berisi 35 liter, dijual dengan harga Rp 2.000.
Setiap hari selama kemarau, sumur tersebut tidak pernah sepi.
Selalu ada saja warga yang datang untuk mengambil air.
Bahkan jika bersamaan, antrean untuk mengambil air bisa memakan waktu satu jam.
"Saya saja kandang mengambil air jam 2 malam atau jam 5 subuh, biar tidak antre," ungkap salah satu warga.