Laporan Reporter Tribunnews Video, David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Empat pekan sudah kondisi kualitas udara di Pekanbaru dan sejumlah kota serta kabupaten lainnya di Riau dalam status berbahaya akibat tercemar oleh kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.
Puluhan ribu warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Kondisi ini seakan mengindikasikan jika Riau "tak layak" lagi untuk dihuni.
Itulah orasi yang disuarakan massa yang menamakan diri Amanat Penderitaan Rakyat Riau (Ampera), di Bundaran Tugu Zapin, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Senin (14/9/2015).
Massa dari Ampera berunjuk rasa di Bundaran Tugu Zapin, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Senin (14/9/2015). (Tribun Pekanbaru/David Tobing)
Massa tersebut berteriak dan meminta tolong kepada "penguasa", presiden dan Gubernur Riau, untuk segera mengevakuasi warga, khususnya anak-anak balita, lansia, ibu hamil dan menyusui, yang menderita karena asap.
"Tolong evakuasi kami wahai penguasa Jakarta," teriak para pengunjuk rasa.
Mereka juga mendesak agar Plt Gubernur Riau segera mengambil sikap dan menetapkan status tanggap darurat mengingat kondisi kabut asap yang kian bertambah parah.
Selain itu, massa juga menyebarkan selebaran bertuliskan "Sontoloyo Jakarta".
"Sontoloyo kau Jakarta. Di sini kami dihina-hina. Di saat hutan kami menjadi petaka, kau sibuk dengan dusta. Sontoloyo kau Jakarta, karena Indonesia hanya Jakarta. Maka terimalah cerai kami wahai Jakarta." Demikian isi selebaran tersebut.(*)