Laporan Reporter Tribunnews Video, Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Pihak otoritas Bandara Sultan Thaha, Jambi menyebutkan sebanyak 500 frekuensi penerbangan komersil dari dan ke Jambi dibatalkan selama kabut asap pekat yang menyelimuti daerah itu.
Hal itu berpengaruh besar ke aktivitas bandara Jambi yang biasanya mampu menampung belasan rute penerbangan dari Jakarta menuju Jambi.
Foto-foto: Suasana Bandara Sultan Thaha, Jambi yang lumpuh akibat kabut asap, Senin (12/10/2015). (Tribun Jambi/Eko Prasetyo)
Bahkan, akibat kabut asap yang sudah dua bulan mendera Jambi, bukan hanya tidak adanya kegiatan penerbangan yang berlangsung, melainkan aktivitas pedagang dan kondisi bandara yang tampak mati dapat dilihat secara langsung sampai saat ini.
"Semenjak musim kabut asap awal September hingga saat ini, sudah ada sekitar 500 frekuensi penerbangan yang dibatalkan, karena jarak yang semakin terbatas untuk penerbangan," kata Gurit Setiawan, Manager Operasional Bandara Sultan Thaha, Jambi, Senin (12/10/2015).
Dikatakan Gurit, 500 frekuensi penerbangan yang dibatalkan tersebut di antaranya penerbangan dari berbagai daerah menuju Jambi dan juga sebaliknya.
"Kalau untuk kedatangan dibatalkan, ya otomatis keberangkatannya ya dibatalkan juga," ujarnya.
Padahal, kata Gurit, jika jarak pandang aman untuk keamanan penerbangan itu setiap harinya total ada 36 frekuensi penerbangan dari dan ke Bandara Jambi tersebut.
Adapun jarak pandang aman untuk melakukan pendaratan dan penerbangan ialah 2.300 meter.
"Sudah hampir dua bulan ini penerbangan lumpuh dan belum ada aktivitas penerbangan komersil yang berjalan," ucap Gurit.(*)