Laporan Reporter Tribunnews Video, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Griya Agung Sedaksa Penarukan, Kerambitan, Tabanan, Bali, Rabu (14/10/2015) pagi dipenuhi keluarga dari warga yang mengikuti upacara yadnya metatah (upacara potong gigi) massal.
Foto-foto: Rangkaian upacara yadnya metatah (upacara potong gigi) massal di Desa Penarukan, Tabanan, Bali, Rabu (14/10/2015) pagi. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
Ketua panitia pelaksana metatah massal, Gusti Ngurah Gunastra mengatakan, ini adalah pertama kalinya pihak Desa Pakraman Penarukan mengadakan metatah massal.
"Ini pertama kalinya kita adakan metatah massal. Diikuti sebanyak 10 orang, terdiri dari lima orang laki-laki dan lima orang perempuan," ungkapnya.
Menurut Gunastra, di era kekinian seperti ini sebagai umat Hindu sudah barang tentu tidak putus-putusnya yadnya.
Satu di antaranya yadnya metatah ini. Jika memang bisa dilakukan secara gotong-royong kenapa tidak dilakukan secara bersama-sama.
Upacara metatah dilakukan secara massal adalah untuk meringankan beban biaya semeton jika menggelar metatah perseorangan, sebab akan lebih murah biayanya jika dibanding diadakan perseorangan.
Jika perseorangan bisa mencapai Rp 40-50 juta, tetapi jika massal seperti ini per keluarga rata-rata hanya kena Rp 5 juta saja.
“Jadi bisa lebih hemat jika metatah dilakukan massal. Selain itu efisien waktu juga. Sah-sah saja metatah dilakukan sendiri-sendiri. Tentunya jika dilakukan massal biayanya lebih hemat dibanding sendiri-sendiri,” tegas Gunastra.
Dalam metatah massal tersebut, pihak panitia pelaksana mengundang perwakilan Tribun. Dalam hal ini Tribun diwakili oleh Pimpinan Perusahaan Tribun Bali, Fauzan Marasabessy.
Sementara itu, pemimpin upacara (sulinggih), Ida Hyang Bhagawan Agung Ananda Narendra Kusuma mengatakan, makna yadnya metatah ini adalah untuk meningkatkan kesucian dan untuk mengendalikan diri, serta untuk mengurangi sifat buruk (Sad Ripu) pada dirinya.
Selain itu, metatah merupakan kewajiban orang tua (ibu dan bapak) yang telah mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk menumbuhkembangkan kepribadian seorang anak.
Kewajiban ini merupakan yadnya dalam pengertian yang luas (termasuk menanamkan pendidikan budi pekerti serta menanamkan nilai-nilai moralitas dan agama) sehingga seorang anak benar-benar menjadi seorang putra yang suputra.(*)