Laporan Wartawan Surya, Ahmad Zaimul Haq
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Untuk kali pertama seorang guru SMK mengalahkan guru lain dalam perebutan gelar Guru Teladan Nasional.
Adalah Maria Ernawati, guru Bahasa Inggris SMKN 3 Surabaya yang membuat sejarah baru.
Maria yang jago nyinden ini baru saja terpilih menjadi juara pertama Guru Teladan Nasional.
Maria berhak menjadi duta Indonesia di ajang yang sama tingkat dunia di Eropa.
Seisi kelas tiba-tiba kaget begitu melihat Bu Maria datang dengan pakaian tokoh wayang.
Dengan kepala dihias topi lekuk membentuk huruf "S", kaki dibalut celana seperempat dan pinggang menyelimpang selendang.
Tidak lupa jarik dilipat dipinggang dengan punggung terpasang tempat anak panah.
Sementara tangan kirinya terus menggenggam busur.
Maria berusaha totalitas saat mengajar materi bacaan tokoh punakawan dalam pewayangan.
Agar siswa tertarik dan terhibur, Maria rela menjadikan dirinya sosok Srikandi. "Good morning...." Sapa Maria, Sabtu (11/12/2015).
Mendengar sapaan penuh semangat Maria, setidaknya 33 siswa dalam satu kelas menjawab dengan sangat kompak.
Siswa pun tambah semangat. Apalagi Maria memulai materi Reading dengan mengangkat tokoh punakawan dalam wayang.
Yakni tokoh yang terdiri atas Semar, Bagong, Gareng, dan Petruk.
Sesekali suara mirip dalang juga keluar dari mulut Maria.
Semua didipraktikkan di kelas. Mulai menirukan gaya dan nada bicara Bagong sampai Petruk. Semua diucapkan dalam dialog bahasa Inggris.
Begitulah, guru teladan tingkat nasional ini begitu totalitas saat mengajar materi Bahasa Inggris.
Tidak hanya diwarnai dengan kostum yang merepresentasikan materi, tapi intonasi dan tuturnya begitu ekspresif menggambarkan tokoh dalam bacaan.
Cara itu tak saja membuat siswa terhibur, tapi juga terdorong anak-anak untuk ikut belajar penuh semangat.
"Saya suka Bu Maria. Cara ngajarnya enak dan menyenangkan. Dua jam pelajaran seakan kurang kalau diajar beliau," reaksi Aisyah, siswa kelas XII.
Sementara rekan-rekan guru yang semula heran dengan penampilan Maria menjadi sangat memahami. Dan kini sangat menghargai. Padahal ada juga guru yang mencibir Maria yang dikenal kreatif itu.
Rekan satu sekolah itu pun mengaku salut dengan totalitas Maria.
Mereka sangat mendukung dan menaruh hormat atas kinerja Maria yang baru saja terpilih sebagai juara pertama Guru Teladan Nasional.
Kepala SMKN 3 Surabaya, Mudianto, mengapresiasi khusus prestasi membanggaka yang diukir gurunya.
Tak hanya mewakili sekolah, kota, tapi juga provinsi Jatim di tingkat nasional. Bahkan Maria akan disiapkan mewakili Indonesia dalam ajang guru berprestasi tingkat Eropa.
"Alhamdulillah wakil dari sekolah kami juara. Kali pertama guru Berprestasi Nasional ini disabet guru SMA. Ini prestasi membanggakan. Kami akan selalu support. Bu Maria memang kreatif.
Kalau nyinden sudah seperti Soimah," kata Mudianto.
Kini, Maria pun dikenal sebagai Soimah di sekolahnya.
Semua tembang Jawa dengan berbagai jenis tembangnya Maria kuasai.
Perempuan asli Ngawi yang alumnus sebuah kampus di Solo itu menguasai berbagai jenis syair Jawa.
Mulai dari Mas Kumambang, dandang gulo, dan jenis tembang lainnya.
Perempuan asli Desa Paron, Kecamatan Ngale kelahiran 4 April 1966 tersebut kini menjadi sosok kebanggaan baru di Surabaya dan sekolahnya.
Setiap perempuan ini mengajar, murid-murid selalu senang. Mereka merindukan gaya tutur nyinden.
Apalagi sindenan itu kerap dibawakan dengan bahasa Inggris.
Istri Marsiman ini mengaku belajar banyak dari berbagai hal. Dia juga tak pernah malu untuk urusan tugas belajar.
Ibu tiga anak ini selalu juara kreativitas guru. Pernah membuat sarana pembelajaran dengan membuat lampu teplok.
"Tapi saya selalu membawa wayang di kelas untuk berdialog dalam cerita. Termasuk tokoh punakawan tadi. Dan wayang ini pula yang membawakan saya jadi juara Guru Berprestasi tingkat nasional. Saya bisa salaman dan diberi ucapan langsung Pak Anis Baswedan, Menteri Pendidikan," tutur Maria.
Maria memang kerap mengukir sejarah. Perempuan yang juga pinter qiroah (membaca indah alquran) ini pernah menjadi guru paling favorit.
Kemudian perempuaN yang rajin menulis ini menjadi guru berprestasi tingkat kota dan Jatim. (*)