Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Nampah, Gebogan dan Penjor merupakan alat atau penanda perayaan hari raya pada tradisi yang melekat untuk masyarakat Hindu Bali.
Meski demikian, hal tersebut tampak juga dilakukan oleh pemeluk agama Katholik di , Kuta Utara, Badung, Bali.
Mereka melakukan nampah atau melakukan pemotongan hewan yang dijadikan kurban, untuk kemudian dibagikan ke saudara umat-umat lainnya.
Kemudian, ada pembuatan Gebogan atau menyusun kue-kue, juga pembuatan Penjor khas Bali.
Ketua Gereja Santo Paulus Kulibul, Jalan Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali, Nyoman Purnawan mengaku bahwa tiga hal di atas dilakukan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan, Yesus Kristus, atas apa yang sudah diberikan selama setahun terakhir.
"Tidak lupa ini juga sebagai bagian kerukunan umat beragama di lingkungan kami," katanya kepada Tribun Bali, Rabu (23/12/2015).
Dalam penampahan, sambungnya, sudah dilaksanakan sedari Rabu pagi. Yaitu, dengan melakukan pemotongan hewan berupa babi. Setelah itu melakukan ngejot atau membuat lawar dan diberikan kepada tetangga dan umat agama non Katholik, kecuali umat Muslim.
"Ini bagian dari apa yang kami lakukan setiap tahunnya," pungkasnya.
Dan pada siang harinya, pemeluk agama Katholik di Gereja tersebut akan melaksanakan kerja bakti dan gotong royong dengan pembuatan Penjor. Setelah itu melakukan perayaan malam Natal dan Natal pada 25 Desember mendatang.(*)