Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, CIBUNGBULANG - Pengadangan truk sampah yang dilakukan oleh sekelompok warga membuat aktivitas di TPAS Galuga terhenti, Senin (4/1/2016).
TPAS Galuga berlokasi di Kampung Moyan, Desa Galuga,Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Petugas pencatat rotasi truk sampah di TPAS Galuga dari Dinas Kebersihan dan Pertaman Kota Bogor, Hendra Kusuma Wijaya, mengatakan sejak pukul 08.00 WIB tadi pagi tidak ada truk sampah milik Kota Bogor yang masuk ke TPAS Galuga.
"Sebelum pemblokiran sempat ada truk yang masih bisa lewat, tapi saya nggak tahu berapa jumlanya soalnya beda shif sama saya," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di TPAS Galuga, Senin (4/1/2016).
Lebih lanjut Hendra mengatakan, ketika ada pengadangan seperti ini, makan ratusan truk sampah tidak bisa diolah dan tertahan di truk.
Baca juga: Gara-gara Truk Sampah Dua Ormas di Bogor Bentrok, Lihat Videonya
Dalam sehari sekitar 110 truk sampah milik Kota Bogor yang masuk ke TPAS Galuga.
"Kalau aktifitas pendorongan pakai alat berat masih berjalan, tapi kalau truk sudah tidak ada yang masuk sampai siang ini," kata dia.
Pantauan TribunnewsBogor.com, kemarin, TPAS Galuga masih terlihat alat berat beroperasi di lahan TPAS milik Kota Bogor.
Namun, tidak ada aktifitas pengoperasian alat berat.
Dari papan informasi yang berada di lokasi TPAS Galuga, jam operasional truk sampah dari pukul 05:00 WIB hingga pukul 17:00 WIB.
Idup (32) warga Kampung Moyan RT 09/05, Desa Sinarjaya, Kecamatan Cibungbung mengatakan, dirinya tidak setuju jika TPAS Galuga sampai ditutup.
Sebab, sebagai salah satu dari ribuan pengais sampah merasa terbantu dengan adanya TPAS Galuga ini.
"Kalau ini sampai ditutup, kami semua mau kerja apa," keluhnya.
Menurutnya, keberadaan TPAS Galuga ini memang memberikan dampak buruk bagi sumber mata air warga sehingga tidak dapat digunanakan lantaran sudah terkontaminasi dengan serapan air limbah sampah.
"Memang sumur kami sudah tidak bisa dipakai lagi, sekarang kami air pakai PDAM," ujarnya.
Hal senada dikatakan Junaedi (60) warga RT 12/06 Desa Galuga.
Menurutnya, dia tidak merasa terganggu dengan aktifitas truk sampah yang setiap hari melintas di kampungnya.
"Saya tidak merasa terganggu dengan lewatnya truk sampah ini. Malah kalau sampai ini ditutup kami mau makan apa. Kerjaan yang bisa kami lakukan cuma mulung sampah," terangnya. (*)