Laporan Reporter Tribunnews Video, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sekaligus mantan Dewan Pembina Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Bibit Samad Rianto mengisahkan awal dirinya bergabung dengan organisasi tersebut.
Ditemui di kantornya, Wisma GKBI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016), pensiunan Jenderal Polisi bintang dua itu menuturkan proses dirinya masuk Gafatar.
Bibit Samad Rianto menuturkan kisah awal mula dirinya dulu bergabung dengan Gafatar, di kantornya di Wisma GKBI, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016). (Tribunnews/Lendy Ramadhan)
"Waktu saya lagi berenang di dekat rumah, ada anak muda deketin saya. Dia cerita, dia bergabung dengan organisasi Gafatar, Gerakan Fajar Nusantara. Kemudian aku dikenalkan dengan pemimpinnya," ujar Bibit.
"Kemudian cerita bagaimana programnya Gafatar itu, di bidang sosial. Ditunjukkan foto-fotonya dia kerja bakti, dia membersihkan parit bersama-sama dengan Kodim (Komando Distrik Militer), bersama-sama anggota TNI dia membersihkan selokan-selokan yang mampet itu, menolong bencana banjir, kemudian pengobatan gratis, wah bagus saya bilang," tuturnya.
Setelah itu dirinya mengakui pernah diundang seminar untuk menjelaskan tentang nilai-nilai integritas, anti-korupsi, hingga Pancasila.
Tak lama setelahnya, ia diajak bergabung untuk menjadi pembina.
Mantan Kapolda Kalimantan Timur itu mengakui tidak menolak saat bergabung, karena menurutnya akan memberikan manfaat untuk bangsa dan negara.
Namun, di kemudian hari, dirinya menyadari bahwa aqidah yang mereka anut tak sejalan dengannya.
Lalu ia memutuskan untuk mengundurkan diri.
Bibit Samad Rianto bergabung dengan Gafatar selama dua tahun sebagai dewan pembina.(*)