Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TIMUR - Tuntutan karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor, belum diamini Wali Kota Bogor, Bima Arya. Karyawan ngamuk dan nekat menyegel pintu ruangan Direktur Utama PDAM.
Kedatangan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, ke kantor PDAM Tirta Pakuan, rupanya tidak membawa angin segar bagi karyawan PDAM.
Walau sudah mendapat rekomendasi dari badan pengawas untuk memberhentikan sementara Untung Kurniadi, namun Bima masih belum memutuskan.
"Ada tiga poin yang diberikan ke saya, pertama review mengkaji ulang tupoksi dari direksi karena terindikasi persoalan," kata Bima.
Poin kedua yakni rekomendasi untuk merevisi seluruh aturan terkait aturan yang merugikan karyawan. Terakhir, badan pengawan merekomendasikan pemberhentian sementara.
"Saat ini sudah berjalan investigasi dari inspektorat, saya kasih waktu 3 x 24 jam untuk memberi keputusan yang harus saya tanda tangan," ujarnya.
Bima meyakini karyawan PDAM, keputusan itu akan memberi pencerahan bagi BUMD ini.
"Setelah 3 x 24 jam ini, saya jamin, kita akan menghirup hawa baru yang lebih cerah," katanya.
Usai berpidato di hadapan massa aksi dan menerima surat pernyataan dari seluruh karyawan, Bima memutuskan untuk pergi.
Setelah Bima pergi, karyawan merangsek masuk ke dalam gedung, di mana ruangan Untung Kurniadi berada.
"Kami akan segel, ini harus disegel, cek dulu dalamnya ada orang tidak, mana rantainya tadi," teriak seorang karyawan.
Kondisi ini dipicu oleh kegalauan walikota yang belum juga mengambil keputusan di hari ketiga aksi mogok karyawan ini.
Ruangan Dirut pun disegel menggunakan rantai yang digembok.