Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga pejabat Kabinet Kerja hadir mewakili Presiden Jokowi dalam perayaan Hari Peduli Sampah Nasional 2016 di Bundaran Hotel Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (21/02/2016).
Mereka di antaranya: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan, dan Kepala Staff Kepresidenan, Teten Masduki.
Dalam acara yang dihadiri tidak kurang dari 800 komunitas pecinta lingkungan hidup dan peduli sampah tersebut, mereka kompak berpakaian kaus warna dominan putih.
Secara bergantian tiga pejabar tersebut memberikan sambutan setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat memberikan sambutan pembuka.
Menteri Siti Nurbaya dalam sambutannya menyampaikan pesan Presiden Jokowi yang ditujukan kepada para kepala daerah, untuk serius dalam menangani sampah.
"Saya ingin menyampaikan salam hangat bapak presiden kita, Bapak Jokowi, salam hangat dari beliau dengan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh komunitas yang jumlahnya tidak kurang dari 800 komunitas hari ini," katanya.
"Bersama-sama kita melakukan gotong royong gerakan kebersihan, dan pesan bapak presiden untuk semua kota, pemerintah daerah, kabupaten, kota, provinsi, seperti tadi yang disampaikan oleh Wagub DKI, kita lakukan pengurangan dan penanganan sampah," tambahnya.
Setelah Menteri Siti Nurbaya, giliran Menteri Ferry memberikan sambutan kepada para hadirin.
Dalam sambutannya, lelaki kelahiran Jakarta 54 tahun lalu itu, lebih spesifik menyatakan, bahwa plastik saat ini bukan lagi sebagai media penyimpan yang aman bagi kesehatan.
"Kita tahu bahwa plastik dulu memudahkan, tapi hari ini sudah bencana." katanya.
"Sesungguhnya kita bukan perang melawan sampah, tapi kita katakan bahwa plastik itu adalah merusak hari depan kita," tambahnya.
Sedangkan Kepala Staff Teten dalam sambutannya menyatakan, bahwa masyarakat yang sadar akan bahaya membuang sampah sembarangan, dan tidak mlakukan hal tersebut, merupakan masyarakat yang bertanggungjawab.
"Jadi ketika kita tidak berani lagi membuang sampah (sembarangan), menunjukkan bahwa kita punya tanggung jawab sosial, punya tanggung jawab kepada lingkungan, kepada tetangga, dan lain sebagainya," katanya.
"Itulah revolusi mental, hidup Indonesia." tambahnya, lantang.