Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aparat kepolisian menggelar rekonstruksi pembunuhan Dwiki Sopian, siswa SMKN, di Lapangan Saburai, Senin (14/3/2016).
Ada 13 adegan di tempat kejadian perkara ini. Lapangan Saburai adalah tempat tersangka KR menjemput Dwiki.
Pada adegan yang terlihat, awalnya saksi Fadil bersama tersangka RH datang ke Saburai untuk menambal ban motor yang kempes.
Pada saat itu, Fadil membuat status di BlackBerry Messenger (BBM) sedang pecah ban. Status BBM Fadil dilihat Dwiki.
Dwiki datang menghampiri Fadil ke Saburai berniat membantu Fadil.
RH lalu meminjam motor Dwiki untuk pergi beli pulsa ponsel.
Setelah beli pulsa, RH datang kembali ke Saburai. RH lalu mengirim pesan singkat ke KR memberitahu ada Dwiki di Saburai.
KR membalas pesan singkat dengan kata 'ya'. KR datang ke Saburai mengendarai mobil bersama tersangka DN dan OR.
KR turun dari mobil. "Lu yang namanya Dwiki ya," kata KR. Dwiki menjawab, "Ya bang,". KR lalu membawa Dwiki ke dalam mobil.
Rekonstruksi pembunuhan Dwiki Sopian, pelajar SMKN, berlanjut di rumah paman KR di Jalan ZA Pagar Alam, Senin (14/3/2016).
Adegan berawal ketika KR, OR, DN dan Dwiki tiba di rumah paman KR.
Mereka turun ke bengkel mengobrol biasa. Tersangka OR lalu mengambil minum disusul DN.
Tak lama, KR ikut menghampiri OR dan DN. Mereka lalu duduk di belakang mobil.
Mereka merencanakan pembunuhan Dwiki. KR membagi peran. DN disuruh memegang tangan Dwiki dan OR disuruh membekap mulut Dwiki.
KR lalu mengetuk pintu rumah pamannya. Pada saat itu, Dwiki berjalan menuju mobil. Melihat Dwiki berjalan, DN menghampiri Dwiki memegang tangannya.
KR lalu mengeluarkan pisau di pinggangnya. KR berjalan menuju Dwiki lalu menusuk perutnya berulang kali.
Tusukan itu membuat Dwiki menjerit. OR datang membekap mulut Dwiki. KR tetap menusuk pisaunya ke tubuh Dwiki hingga terjatuh.
Dwiki berusaha melarikan diri. KR mengejar Dwiki dan menusukkan pisau ke perut Dwiki dari belakang, Krisna membuang pisaunya.
KR seperti tidak puas menusuk Dwiki berulangkali menggunakan pisau. KR kembali menikam Dwiki memakai pedang yang ada di dalam mobilnya.
Adegan itu tergambar pada rekonstruksi pembunuhan Dwiki di rumah paman KR di Jalan ZA Pagar Alam.
Awalnya KR menusuk Dwiki memakai pisau yang ada pinggangnya. Dwiki terjatuh. KR membuang pisaunya.
Ternyata aksi KR tidak berhenti sampai di situ. Ia berjalan ke mobilnya mengambil pedang. Kembali KR menikam Dwiki yang sudah terkapar menggunakan pedang tersebut.
Dua tersangka lain, OR dan DN, membersihkan darah Dwiki yang tertumpah di halaman rumah paman KR.
OR menyiram darah pakai selang air dan DN membersihkan darah pakai kakinya.
Saat KR masih menikam Dwiki, datang tersangka RH, FR, dan saksi Dado mengantarkan motor Dwiki. Dado langsung pergi usai mengantar motor.
Ada suara motor, tersangka IAP terbangun. IAP keluar dari rumah paman KR.
Melihat IAP, KR menyuruh IAP mengambil pisau. IAP lalu pergi ke bengkel mengambil pisau. KR mengikuti IAP. KR lalu merebut pisau dari tangan IAP.
Pisau tersebut KR tikamkan lagi ke tubuh Dwiki. KR membalikkan badan Dwiki menggunakan kakinya hingga tubuh Dwiki tengkurap.
KR kembali menikam punggung Dwiki berulang kali. Total ada 107 tusukan di tubuh Dwiki.
KR lalu membuang pisau tersebut. IAP mengecek kondisi Dwiki. Dwiki sudah tidak bernyawa.
IAP menyuruh KR untuk membuang jasad Dwiki. Mereka pun membawa mayat Dwiki ke dalam mobil.
Para tersangka membuangnya ke semak di Jalan Raden Imba Kesuma, Kelurahan Sumur Putri, Telukbetung Selatan.
Motif dalam pembunuhan sadis dengan 107 tusukan yang berada disekujur tubuh korban itu didasari karena sakit hati dan membela teman sekelas.
Sebelumnya, KRF (16) mengatakan awalnya ingin mendamaikan masalah EL (teman perempuannya) dengan Dwiki.
“Saya diminta teman perempuan saya untuk mendamaikan masalahnya dengan Dwiki,” katanya.
Setelah berhasil mendamaikan, masalah EL dan Dwiki kembali muncul.
KRF dan Dwiki pun terlibat perseteruan lewat omongan. KRF merasa terhina oleh omongan Dwiki.
Tak hanya itu, Dwiki sempat menantang KRF.
Pada Sabtu (5/3/2016) malam, KRF mendapat kabar Dwiki sedang di Lapangan Saburai, hingga akhirnya mendatangi dan menghabisi Dwiki. (*)