Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, KUBU RAYA - Manajer Program Kalimantan Barat WWF Indonesia, Albertus Tjiu mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan populasi bekantan di Kabupaten Kubu Raya hingga empat tahun ke depan.
"Jadi setiap tahun akan dimonitoring untuk melihat apakah tren populasi meningkat, ataukah menurun ataupun stabil," katanya saat konferensi pers sosialisasi program peningkatan produksi, restorasi, konservasi mangrove dan gambut berbasis lansekap di Kubu Raya, di Hotel Gardenia Resort and Spa, Jalan Ahmad Yani II, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rabu (16/3/2016)
Albertus mengungkapkan, pihaknya bahkan melakukan investigasi untuk kasus perburuan Bekantan selama ini. Mereka menggandeng Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar.
"Untuk perburuan dari investigasi kami sebelumnya, sebenarnya belum clear, tapi dari perjalanan kerja kami di Kubu Raya ini, terindikasi Bekantan itu juga diburu, malangnya dipakai untuk memancing kepiting, jadi sebagai umpan," ungkapnya.
Menurutnya sangat tidak setimpal daging Bekantan digunakan sebagai umpan saat memancing kepiting. Tak pelak, dalam kaitan pengelolaan sumber daya alam, maka perlu adanya semacam edukasi yang diberikan kepada warga masyarakat.
"Kepiting bisa ditangkarkan, tetapi jangan dong pakai daging satwa liar, apalagi bekantan. Itu yang pernah kami lihat," jelasnya.
Untuk lebih valid, Albertus menegaskan pihaknya akan melakukan investigasi ulang, agar dapat diketahui apa yang terjadi sebenarnya.(*)