Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Menurut saya diplomasi, diplomasi ekonomi terbaik itu adalah kulinerm" begitulah sepotong kata sambutan dari Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, pada "Peluncuran Festival Kuliner Nusantara 2016" di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Priwisata, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2016).
Mengenakan pakaian batik bernuansa gelap, Arief mencontohkan, bahwa negeri "Tirai Bambu" merupakan satu negeri yang berhasil menggunakan kuliner khasnya untuk berdiplomasi dengan negeri lainnya.
Menurutnya pembukaan restoran-restoran yang menyajikan makanan khas negeri tersebut sebagai menu utama di negara-negara yang menjadi sasaran diplomasi, merupakan suatu bentuk "intervensi" secara ekonomi, baik disadari, maupun tidak.
"China kalau datang di suatu negara, itu dia membuka China Town kalau di Indonesia disebutnya Pecinan," kata Arief.
"Salah satu yang dibangun pertama kali oleh dia untuk melakukan 'intervensi', adalah dengan membuka chinese restaurant," tuturnya.
"Disadari atau tidak itu udah ratusan tahun yang lalu, ia sedang melakukan diplomnasi ekonomi melalui kuliner," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Arief Yahya meluncurkan Festival Pesona Kuliner Nusantara 2016 untuk mengembangkan pariwisata nasional.
Selain itu, sekaligus untuk melesetarikan kuliner tradisional Indonesia.
Dalam festival bertajuk "Kuliner Nusantara Kekayaan Budaya Bangsa" itu, melibatkan kalangan industri kuliner dari 34 provinsi di Indonesia.
Tercatat sebanyak 24 provinsi dan 14 kabupaten/kota, telah mengisi stan di festival yang akan digelar di Mall Artha Gading, Jl. Artha Gading Selatan No. 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara tersebut, pada 14 hingga 16 April mendatang.
Selain menampilkan beraneka makanan khas tradisional Indonesia, festival tersebut akan dimeriahkan beberpa artis ibu kota, di antaranya: Tasya, Lusy Rachmawati, dan Run (band). (*)