Laporan wartawan Pos Belitung, Disa Aryandi
TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG -- Aksi solidaritas peduli lingkungan di Negeri laskar Pelangi, Minggu (10/4/2016), telah disuarakan oleh Gabungan Pecinta Alam Belitong (Gapabel).
Aksi solidiritas itu terlaksana di Boulevard Simpang Lima Tanjungpandan (BSLT) Belitung, dan diikuti oleh DPD KNPI Kabupaten Belitung, Belitong Fishing Communty (BelFic), nelayan Tanjung Kelayang, warga Trans Bali Sijuk, dan Perindo.
Massa yang hadir menyuarakan penolakan kapal isap diperairan Belitung Timur (Beltim) itu, diperkirakan mencapai 80 orang pendemo dari berbagai perwakilan.
Rencana aksi ini, akan kembali dilakukan dengan jumlah massa yang begitu besar dari berbagai unsur, pencinta lingkungan dan masyarakat yang peduli dengan negeri laskar pelangi.
"Jika asprirasi ini tidak didengar, jelas kami akan mengerahkan massa lebih banyak. Meminta agar komitmen tidak ada kapal isap di pulau Belitong betul-betul dijamin," kata Koordinator Lapangan aksi, Pifin Heriyanto kepada Posbelitung.com.
Tidak adanya operasi kapal isap di Pulau Belitung, kata Pifin, semula telah disuarakan dan menjadi komitmen Gubernur Bangka Belitung (Babel), Rustam Effendi melalui edisi Pos Belitung cetak sebelumnya.
"Termasuk juga Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi), sudah menyampaikan melalui media massa, agar tidak ada kapal isap beroperasi di perairan Pulau Belitong. Apakah ini harus dilanggar oleh pejabat di Belitong," tanya Pifin.
Adanya Kapal Isap Produksi (KIP) beroperasi di perairan Belitung Timur (Beltim), sebuah bentuk kecolongan dari Pemerintah Daerah (Pemda).
Seharusnya Pemda lebih peka, bahwa itu hanya akan merugikan masa depan Pulau Belitung, yang kini memiliki potensi pariwisata secara luas.
"Pariwisata yang peduli lingkungan lebih menjanjikan jangka panjang, dibandingkan kapal isap yang hanya memproduksi sebentar, tapi pemulihan nya sampai anak cucu kita, dan membunuh ekonomi nelayan," pungkasnya. (*)