TRIBUNNEWS.COM - Menonton dua video ini akan menambah pengetahuan Anda agar terhindar dari aksi 'penipuan' PKL nakal.
Tak disangka aksi licik mudah dilakukan.
Dua buah video menyita perhatian lantaran aksi kecurangan yang dilakukan pedagang.
Video pertama di atas video kedua:
Belum diketahui secara jelas di mana asal pedagang tersebut namun perkiraan masih di wilayah Asia.
Dalam dua video tersebut terlihat aksi licik yang dilakukan pedagang.
Dua pedagang dengan kemampuannya mengelabui pembeli, dengan modal kecepatan tangan dan persiapan yang matang aksi tersebut dengan mudah dilakukan.
Aksi curang diketahui setelah terekam kamera.
Dalam aksi tersebut pedagang mempersilakan pembeli untuk memilih dagangan lalu menaruh di plastik.
Saat produk akan dimasukkan telah disiapkan produk yang sama, tentu kualitasnya berbeda.
Pedagang tak mau rugi kalau buah yang disiapkan yang sudah agak membusuk atau kualitas buruk.
Sementara ikan-ikan yang disiapkan tentu bukan ikan segar seperti yang dipilih sebelumnya.
Dengan cepat pedagang mengganti produk, terlebih setelah terhalang meja, pembeli tak memperhatikan dengan seksama.
Untuk mengantisipasi hal ini yang dilakukan adalah, pilih pedagang yang bisa dipercaya.
Biasanya pedagang-pedagang jujur 'harum' namanya di sekitar lokasi jualan.
Perhatikan dengan seksama tangan pedagang kalau memungkinkan berdiri pada posisi di samping agar mengetahui kalau aksi tersebut dilakukan.
Langakh selanjutnya adalah memeriksa kembali produk yang telah dikemas, meskipun sudah diikat oleh pedagang bila ada hal yang mencurigakan segera buka dan cek kembali.
Protes saat itu juga, lalu periksa di bawah meja pedagang jangan-jangan ada plastik dengan bungkusan yang sama, berarti kemungkinan terjadi aksi kecurangan.
Namun ingat jangan mudah menuduh tanpa bisa membuktikan atau menyaksikan telah terjadi kecurangan.
Setelah terbukti terjadi kecurangan ada baiknya dinasihati dan diminta berjanji untuk tak mengulanginya kembali, namun bila tak bersedia bisa laporkan ke pengelola pasar setempat agar aksi tersebut diantisipasi. (*)