Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik I smail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sumber Waras kini menjadi perdebatan elit Jakarta hingga tingkat nasional.
Lahan milik Yayasan Sumber Waras itu disangkut pautkan dengan tuduhan korupsi yang dialamatkan pada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan bertarung pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
Tribunnews pun mengintip langsung kondisi lahan yang dibeli Pemprov DKI Jakarta seharga Rp 755,5 miliar, yang berada di antara Jl Kyai Tapa dan Jl Tomang Raya, Jakarta Barat dengan luas 3,6 hektare.
Di lahan tersebut, rencananya dibangun RS khusus tumor dan kanker.
Lokasi lahan tersebut persis di sebelah kanan RS Sumber Waras yang kini masih beroperasi.
Total luas lahan sebelum dijual 6,8 hektare. Dengan demikian, RS Sumber Waras tinggal menempati lahan seluas 3,2 hektare.
Batasan lahan milik pemprov dan RS Sumber waras mulai dari pintu masuk utama RS Sumber Waras memanjang hingga ke belakang rumah sakit.
Membelah persis lahan RS Sumber Waras dengan bentuk bagian belakang lebih lebar.
Karena pintu utama menghadap Jl Kyai Tapa, lokasi tersebut selama ini memakai alamat Jl Kyai Tapa.
Meski bagian belakang lahan tersebut berada persis di pinggir Jl Tomang Raya.
Mengenai posisi lahan itulah yang kini dipermasalahkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK berpendapat bagian belakang mengacu pada NJOP Jl Tomang Raya yang lebih murah ketimbang Jl Kyai Tapa.
Di luar kontrovesi NJOP, lahan yang telah dibeli Pemprov DKI akhir tahun 2014 ini kini tampak tak terurus.
Mulai dari cat bangunan yang sebagian besar lapuk hingga banyaknya ilalang setinggi satu meter di sebelah kiri rumah sakit.
Bahkan di sela sela ilalang tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah.
Selain itu pagar besi bangunan yang berada di sebelah kiri rumah sakit juga sebagian berkarat dan rusak. Tak hanya itu, aspal jalan di dalam kawasan rumah sakit terkelupas dan berlubang.
Rumah sakit tersebut tampak seperti bangunan tua. Hanya terdiri satu lantai kecuali bagian apotek dan sekolah Akademi Keperawatan.
Lorong atau koridor menjadi pintu utama masuk ke rumah sakit tersebut. Di sisi kanan dan kiri terdapat ruangan layanan rumah sakit.
Saat Tribun menyambangi rumah sakit itu pada Selasa (19/4) siang, aktivitasnya tak seramai rumah sakit pada umumnya.
Parkiran kendaraan yang berada di depan lobby rumah sakit tidak semuanya terisi.
Di bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) hanya ada dua orang keluarga pasien yang sedang menunggu.
Ruang tunggu di bagian layanan patologi, mikrobilogi, dan layanan lainnya juga tampak sepi.
"Setiap hari memang seperti ini, tidak terlalu ramai, karena rumah sakitnya juga tidak terlalu besar," ujar salah seorang petugas keamanan RS Sumber Waras yang menolak ditulis namanya.
Yang tampak ramai justru di bagian Akademi Keperawatan Sumber Waras yang berada di atas lahan yang kini milik Pemprov DKI.
Sejumlah mahasiswa tampak sedang bermain futsal di lapangan yang berada di dalam komplek rumah sakit.
Begitu juga mahasiswa lainnya yang sedang bercengkrama di depan asrama.
Meski lahan telah dijual kepada pemprov DKI, namun sekolah keperawatan tersebut masih membuka pendaftaran mahasiswa baru.
Itu tampak dari baner dan baliho peneriman mahasiswa angkatan 2015/2016 yang terpampang di depan rumah sakit. (*)