Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hendra Krisdianto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Keamanan, keselamatan, persatuan tanpa perseturuan dan lainnya, merupakan harapan yang diinginkan setiap orang.
Berbagai cara dilakukan, mulai dari saling menghargai dan menjaga hubungan antara umat beragama maupun melalui kebudayaan yang dikenal Indonesia merupakan gudangnya.
Seperti yang dilakukan oleh ratusan masyarakat Yogyakarta yang berkumpul tidak mengenal siapa ia dan berasal dari mana dalam sebuah ritual bernama Lampah Ratri.
Mereka datang dari berbagai kalangan, berbagai agama dan lainnya, berkumpul dalam satu barisan dengan satu harapan dan tujuan yang sama.
Tugu Pal Putih, sebagai ikon dari kota berbudaya ini menjadi titik kumpul ratusan orang dari latar belakang tersebut.
Mereka berdoa meminta keselamatan, meminta berbagai kebaikan dari Tuhan melalui prosesi ini. Beberapa tertunduk, meresapi kata perkata yang terdapat di dalam doanya.
Tidak hanya memanjatkan doa, ratusan orang menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.
Itu sebagai bukti bahwa mereka adalah masyarakat yang bersatu dalam satu nama, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tak lupa mereka pun membawa gunungan yang berisikan sayur-sayuran dan buah-buahan, sebagai bukti bahwa negara kita adalah negara yang kaya serta makmur.
Tujuh air suci tak luput mereka bawa untuk disiramkan di ikon Yogyakarta tersebut. Setelah itu, mereka pun memutari Tugu Pal Putih.
Mereka berjalan kaki menuju Keraton Yogyakarta. Selama perjalanan mereka tak makan maupun minum. Sejenak mereka mengheningkan pikiran dan hati yang ada di dalam diri setiap manusia.
"Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan sudah terselenggara sejak tahun 2000 silam. Kami berkumpul bersama, tanpa melihat itu siapa, kami dalam satu tujuan meminta keselamatan dan kebaikan kepada tuhan," ucap Ki Demang Wangsapyudin dari Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) sebagai penyelenggara prosesi Lampah Ratri, pada Kamis (19/5/2016) malam.
Ia melanjutkan, melihat kondisi Indonesia, khususnya Yogyakarta sendiri banyak sekali kejadian-kejadian yang membuat kondisi lingkungan ini kurang kondusif.
Hal itu di antaranya karena segelintir orang yang tidak bisa menerima perbedaan yang ada di negeri ini.
Padahal menurutnya perbedaan itu dapat alangkah lebih baiknya disatukan untuk menjadi kekuatan yang utuh, untuk menjaga keamanan dan kenyaman di dalam lingkungan masyarakat.
"Kami adalah orang-orang yang berbudaya. Dengan cara inilah yang bisa mempersatukan kami," paparnya.(*)