Laporan Warawan Tribun Bali, I Made Ardhaingga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ribuan warga Desa Adat Pakraman Kesiman Denpasar Bali turun ke jalan.
Mereka kembali melakukan penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
Pembatalan Perpres 51 Tahun 2014 menjadi harga mati bagi mereka.
Pantauan Tribun Bali, warga mengenakan pakaian adat Madya dan membawa ribuan bendera berlambang kepalan tangan dan Pulau Bali disertai tulisan tolak reklamasi dan ForBALI.
Aksi juga disertai dengan adanya baleganjur yang bernuansa rancak dan membangkitkan suasana masyarakat untuk memberikan semangat tak kenal lelah dalam menjaga alam Bali Shanti. Menjaga tegaknya Bali.
Aksi warga ini dari Desa Pakraman Kesiman ini juga didukung oleh desa adat lain yang sebelumnya juga telah menyuarakan penolakan.
Seperti dari Ketewel, Gianyar dan beberapa daerah lainnya.
Aksi ribuan orang warga Desa Adat di Bali membuat Jalan raya I Gusti Ngurah Rai atau perempatan Jalan Tohpati lumpuh.
Ribuan warga memadati jalan memakai pakaian adat Madya Bali, dan juga ribuan bendera penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
Aksi warga ini dimulai sekira pukul 14.00 Wita. Warga berjalan dari arah Lapangan Kapten Japa menuju ke perempatan Tohpati.
Perempatan Tohpati dipilih menjadi ajang orasi karena secara historis pernah menjadi simbol perjuangan rakyat Bali membela alamnya. (*)